Tautan-tautan Akses

Departemen Luar Negeri Amerika Ubah Lembar Fakta Daring tentang China


Bendera Amerika Serikat dan China terpajang di salah satu toko suvenir di Beijing, pada 31 Januari 2025. (Foto: AP/Andy Wong)
Bendera Amerika Serikat dan China terpajang di salah satu toko suvenir di Beijing, pada 31 Januari 2025. (Foto: AP/Andy Wong)

Perubahan bahasa yang dilakukan oleh Departemen Luar Negeri AS itu menghilangkan referensi bagi Washington yang tidak mendukung kemerdekaan Taiwan, tetapi tetap mempertahankan konten yang menyatakan bahwa Amerika Serikat menentang “perubahan sepihak terhadap status quo” oleh China maupun Taiwan.

RRC kini diganti dengan China.

Itu adalah salah satu perubahan signifikan pada lembar fakta daring Departemen Luar Negeri AS tentang China, yang menghapus nama resmi negara itu, Republik Rakyat China (RRC), dan menggantinya dengan China saja.

Pemerintahan mantan Presiden Joe Biden secara rutin merujuk pemerintah Beijing dengan singkatan RRC. Sejak mantan Presiden Richard Nixon menormalisasi hubungan dengan Beijing — mengakhiri pengakuan terhadap pemerintah di Taipei, yang secara resmi dikenal sebagai Republik China — Amerika Serikat telah mempertahankan hubungan diplomatik dengan pemerintah yang dijalankan komunis di China daratan, selagi mengurangi hubungan dengan Taiwan menjadi hubungan yang tidak resmi tetapi bersahabat.

“Taipei seharusnya merasa terhibur dengan kenyataan bahwa perubahan istilah [dari RRCT menjadi China] tidak mencerminkan perubahan kebijakan di Amerika Serikat. Faktanya adalah bahwa AS masih memiliki ‘Kebijakan Satu China,’ dan di bawah kebijakan itu, AS mempertahankan hubungan diplomatik dengan Beijing dan hubungan tidak resmi yang kuat dengan Taipei,” kata Russell Hsiao, direktur eksekutif Global Taiwan Institute, kepada VOA.

“Sejak 1979, Washington telah mengakui pemerintah di Beijing sebagai Republik Rakyat China sebagai satu-satunya pemerintahan sah China, jadi perubahan istilah tersebut pada dasarnya merupakan cara berbeda untuk menyajikan serangkaian fakta yang sama, yang semuanya tidak berubah,” kata Hsiao.

China menganggap Taiwan sebagai provinsi nakal. Pasukan nasionalis, yang didukung oleh Amerika Serikat dan dipimpin oleh Chiang Kai-shek, melarikan diri dari China daratan ke Taiwan pada tahun 1949 setelah kalah dalam perang saudara dengan pasukan komunis yang dipimpin oleh Mao Zedong. Chiang menjadi diktator Taiwan yang relatif jinak hingga kematiannya pada tahun 1975. Mao memerintah China daratan sebagai seorang otoriter yang kaku hingga kematiannya setahun setelah Chiang meninggal.

Washington terus menyediakan senjata untuk Taipei dan telah membiarkan pertanyaan ambigu mengenai apakah Amerika Serikat akan menggunakan militernya untuk membela pulau itu jika Taiwan diserang. Undang-undang Hubungan dengan Taiwan mewajibkan Amerika Serikat untuk membantu Taiwan mempertahankan dirinya, tetapi keputusan akhir tentang intervensi militer akan berada di tangan presiden dan Kongres.

Perubahan bahasa yang dilakukan minggu lalu oleh Departemen Luar Negeri itu menghilangkan referensi bagi Washington yang tidak mendukung kemerdekaan Taiwan, tetapi tetap mempertahankan konten yang menyatakan bahwa Amerika Serikat menentang “perubahan sepihak terhadap status quo” oleh China maupun Taiwan.

Dalam lambar fakta terbaru itu pula, Partai Komunis China (CCP) disalahkan atas "kegiatan siber yang berbahaya terhadap pemerintahan AS, sektor swasta, dan jaringan infrastruktur penting." Dokumen tersebut kini mencatat bahwa Amerika Serikat akan berupaya untuk melawan aktivitas-aktivitas tersebut "untuk membantu melindungi warga Amerika, tempat usaha, dan industri."

"Langkah-langkah ini mencerminkan gambaran umum di Washington dan di dalam pemerintahan Trump di mana keterlibatan dengan China telah gagal dan pendekatan yang lebih tegas perlu dilakukan," ujar Rorry Daniels, direktur pelaksana Asia Society Policy Institute, kepada VOA.

"Kondisi saat ini telah tercipta — terutama di Kongres AS — selama bertahun-tahun, dan sebuah perubahan penekanan bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Namun, menukar RRC dengan China mencerminkan narasi yang lebih dalam dan berbahaya yang menyerang legitimasi CCP sebagai otoritas pemerintahan China. Saya memperkirakan hal ini akan dilihat dengan kekhawatiran yang serius oleh Beijing dan dibicarakan pada level tertinggi dalam beberapa hari dan minggu ke depan," tambah Daniels.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun mengungkapkan ketidakpuasannya akan perubahan pada laman situs Departemen Luar Negeri AS dalam konferensi pers pada Kamis.

Tindakan Departemen Luar Negeri AS "salah mengartikan fakta, menyerang kebijakan luar negeri China dan menjajakan apa yang disebut kompetisi strategis China-AS. Kami sangat menyayangkan dan dengan tegas menolaknya," kata Guo.[lt/rs]

Song Ren dari VOA Layanan Mandarin berkontribusi pada laporan ini. Beberapa informasi lainnya berasal dari Reuters.

Forum

XS
SM
MD
LG