Departemen Kehakiman Amerika memulai sebuah program baru hari Selasa (28/6) untuk melatih sekitar 28.000 agen penegak hukum federal, jaksa dan staf lainnya untuk mengenali dan mengatasi prasangka yang tidak disadari dalam melakukan tugas.
Pelatihan itu akan mencakup isu-isu ras, etnis, gender, agama, orientasi seksual, dan status sosial ekonomi.
Wakil Jaksa Agung Sally Yates mengatakan Departemen Kehakiman memiliki tanggung jawab untuk memastikan sistem peradilan yang adil.
Yates adalah salah seorang dari kelompok pertama yang mengikuti pelatihan itu, yang juga akan diberikan kepada para agen dari Biro Investigasi Federal (FBI), Badan Narkotika, Biro Alkohol, Tembakau dan Senjata Api, dan Dinas Intelijen Kejaksaan.
Sebuah dokumen yang dirilis hari Senin (27/6) berikut pengumuman dari Departemen Kehakiman mengenai program itu mengutip penelitian yang mengatakan orang dapat mengurangi prasangka tersirat di antaranya dengan mengakui prasangka demikian memang ada.
Tahun lalu, sebuah satuan tugas yang dibentuk oleh Presiden Barack Obama untuk meneliti kerja aparat kepolisian di Amerika Serikat mengatakan komponen kunci dalam penegakan hukum yang adil dan tidak memihak adalah dengan memahami dan mengakui adanya sifat berprasangka manusia. [lt]