Demonstran yang memprotes ketidakadilan rasial hari Sabtu (25/7) turun ke jalan-jalan di sejumlah kota di Amerika, dan seringkali bentrok dengan polisi.
Di kota Seattle, negara bagian Washington, polisi mengatakan kerusuhan yang terjadi memaksa mereka menggunakan pentungan dan gas air mata untuk mengendalikan demonstrasi. Polisi menangkap sedikitnya 45 orang. Sementara lebih dari 20 polisi luka-luka.
Sekitar 2.000 orang berdemonstrasi di distrik Capitol Hill di kota Seattle, di mana demonstrasi Black Lives Matter terbesar berlangsung Juni lalu. Polisi mengumumkan terjadinya kerusuhan setelah sejumlah demonstran membakar sebuah lokasi konstruksi bangunan bagi fasilitas penahanan remaja dan melemparkan batu, botol dan kembang api ke arah polisi.
Demonstran juga membangun barikade dan menggunakan alat pelindung rakitan, juga payung, untuk menangkis polisi yang menggunakan pembersih daun untuk menyemburkan gas air mata.
Semua strategi ini meniru demonstrasi di kota Portland, Oregon, di mana para aktivis dua bulan lalu bentrok dengan polisi. Bentrokan di Portland semakin memuncak ketika pemerintahan Presiden Donald Trump mengirim sejumlah agen penegak hukum federal, meskipun pejabat-pejabat kota itu mengatakan mereka tidak meminta atau tidak menginginkan keberadaan para personil itu.
Demonstrasi telah terjadi sejak 25 Mei lalu pasca kematian warga kulit hitam George Floyd di tahanan polisi di Minneapolis, Minnesota. Demonstrasi menentang kebrutalan polisi terhadap warga minoritas terjadi di banyak kota sepanjang Juni lalu, tetapi memuncak beberapa hari terakhir ini di beberapa kota.
Trump bertekad akan mengirim agen penegak hukum federal ke beberapa kota untuk mengatasi kejahatan di jalan, yang menurutnya tidak dapat diatasi oleh polisi lokal. [em/lt]