Tautan-tautan Akses

Demonstran Oposisi Thailand Paksa Penutupan Ratusan TPS


Para demonstran menuntut hak memberikan suara bertengkar dengan petugas TPS di distrik Din Dang tempat pemungutan suara dibatalkan di Bangkok (2/2). (Reuters/Damir Sagolj)
Para demonstran menuntut hak memberikan suara bertengkar dengan petugas TPS di distrik Din Dang tempat pemungutan suara dibatalkan di Bangkok (2/2). (Reuters/Damir Sagolj)

Oposisi utama Partai Demokrat memboikot pemilu tersebut, dan demonstran menghambat pemungutan suara dengan menghambat penyaluran kertas suara.

Pengunjuk rasa anti-pemerintah menolak pemilu dini hari Minggu di Thailand dan bertekad akan melanjutkan aksi protes jalanan massal untuk menggulingkan pemerintah sementara Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.

Para demonstran oposisi di Thailand memaksa penutupan ratusan tempat pemungutan suara di seluruh negara itu, Minggu (2/2), dalam usaha menganggu pemungutan suara.

Oposisi utama Partai Demokrat memboikot pemilu tersebut, dan demonstran menghambat pemungutan suara dengan menghambat penyaluran kertas suara dan menghalangi pemilih memasuki TPS di beberapa distrik. Pemerintah sementara menyatakan akan mengadakan putaran kedua pemungutan suara bagi orang-orang yang tidak bisa memilih hari Minggu.

Para pengunjuk rasa mengatakan hari Senin mereka akan berjuang untuk membatalkan pemilu pada beberapa tingkatan, termasuk persyaratan hukum bahwa pemilu harus berlangsung dalam satu hari.

Hasil pemilu itu diperkirakan baru diketahui setelah berminggu-minggu, dan partai pemenang tidak dapat membentuk pemerintahan baru sebelum pemilihan diadakan di distrik-distrik yang dihambat.

Walaupun ada ketidakpastian penyelenggaraan pemilu itu, Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mengatakan penyelenggaraan pemilu adalah cara yang benar untuk menyelesaikan kerusuhan politik di negara itu.

Protes dan kekerasan pecah tiga bulan lalu, ketika perdana menteri berusaha memberi amnesti kepada abangnya, mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra.
XS
SM
MD
LG