Tautan-tautan Akses

Demonstran Blokir Jalan di Luar Kediaman Perdana Menteri Israel


Warga Israel menggelar aksi protes di luar kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem, pada 2 Maret 2025. Mereka menuntut pembebasan semua sandera yang masih ditahan Hamas. (Foto: Reuters/Ronen Zvulun)
Warga Israel menggelar aksi protes di luar kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem, pada 2 Maret 2025. Mereka menuntut pembebasan semua sandera yang masih ditahan Hamas. (Foto: Reuters/Ronen Zvulun)

Ratusan pengunjuk rasa memblokir jalan di luar kediaman Perdana Menteri Israel pada Minggu (2/3), dan mengancam akan tetap berada di sana sampai pemerintah menyetujui kesepakatan yang akan membawa pulang semua sandera yang tersisa.

Polisi Israel memasang barikade untuk mencegah pengunjuk rasa mendekati kediaman pribadi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu saat pengunjuk rasa menyalakan suar dan api unggun.

“Saya di sini karena saya tidak bisa tidur saat malam. Saya tidak percaya bahwa masih banyak sandera di sana, yang menderita setiap hari dan pemerintah tidak melakukan apa pun untuk membawa mereka kembali. Sebaliknya, dia melakukan segala yang dia bisa untuk meninggalkan mereka di sini, karena yang dipedulikan Benjamin Netanyahu hanyalah pemerintahannya dan dia sama sekali tidak peduli dengan hidup mereka. Jadi, kami tidak tahan lagi. Jadi, kami di sini dan kami tidak akan pergi ke mana pun sampai mereka kembali dari Gaza, ke rumah mereka, ke keluarga mereka. Sungguh tidak dapat dipercaya bahwa sudah lebih dari setahun, dan mereka masih di sana,” kata Ady Romach, salah satu pengunjuk rasa.

Netanyahu mengumumkan pada Minggu bahwa dia akan memblokir bantuan kemanusiaan memasuki Gaza setelah Hamas menolak usulan Israel untuk memperpanjang gencatan senjata sementara hingga bulan Ramadan dan Paskah.

Keputusan tersebut telah membuat banyak warga Israel dan anggota keluarga sandera khawatir, yang takut akan konsekuensinya terhadap para sandera yang masih berada di Gaza, dan terhadap lamanya gencatan senjata.

Hamas mengatakan pihaknya berkomitmen pada gencatan senjata yang disepakati semula yang telah dijadwalkan untuk beralih ke tahap kedua, dengan negosiasi yang ditujukan untuk mengakhiri perang secara permanen, dan telah menolak gagasan perpanjangan sementara untuk gencatan senjata selama 42 hari.

Israel mengatakan semua sandera harus dikembalikan agar pertempuran dihentikan dan agar pembicaraan tentang tahap kedua bisa dimulai. [ns/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG