Tautan-tautan Akses

Tuntut Pengendalian Senjata Api, Anggota Demokrat Lakukan Aksi Duduk


Anggota Partai Demokrat di DPR AS menuntut pemungutan suara terhadap perundang-undangan terkait kontrol kepemilikan senjata dengan melakukan protes duduk. (Foto: Screengrab dari C-SPAN).
Anggota Partai Demokrat di DPR AS menuntut pemungutan suara terhadap perundang-undangan terkait kontrol kepemilikan senjata dengan melakukan protes duduk. (Foto: Screengrab dari C-SPAN).

Beberapa anggota Demokrat duduk di lantai, dan sempat membuat tercengang rekan Republik mereka dengan taktik yang lebih umum kita saksikan dalam protes di jalan.

Sebuah kelompok yang terdiri dari lebih 30 anggota Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat melakukan aksi duduk di ruang sidang Rabu (22/6) untuk memprotes penolakan Partai Republik atas pemungutan suara yang membatasi pembelian senjata, menyusul penembakan massal paling parah di negara itu.

Ini untuk minggu kedua berturut-turut kelompok partai Demokrat dalam Kongres Amerika telah mengambil-alih mimbar untuk menuntut supaya diambil tindakan guna mengakhiri kekerasan senjata api yang telah menewaskan banyak warga Amerika.

Aksi hari Rabu dipimpin tokoh hak asasi manusia John Lewis dari negara bagian Georgia. Mereka bertekad akan terus mengadakan aksi duduk sampai DPR menyusun RUU untuk menghentikan pembantaian yang disebabkan oleh mudahnya memperoleh senjata api di Amerika.

“Dalam 12 tahun terakhir, kejahatan yang menggunakan senjata api telah menewaskan lebih banyak orang Amerika, dibanding penyakit AIDS, perang dan penyalahgunaan narkotika,” kata Lewis dalam suratnya kepada Ketua DPR Paul Ryan.

Karena itu, tambahnya “kami mendesak anda untuk memimpin sidang DPR dan bekerja sama dengan kedua partai, Republik dan Demokrat, untuk menyusun RUU yang akan membuat keluarga dan anak-anak Amerika aman.”

Menurut angka statistik, kira-kira 30.000 orang Amerika tewas tiap tahun karena pembunuhan atau bunuh diri, dan ribuan lainnya luka-luka.

Kelompok partai Republik yang menguasai DPR menanggapi dengan memukul palu ketua sidang berkali-kali, tapi karena pihak Demokrat tidak mau menggubrisnya, pemimpin sidang mematikan mikrofon dan menghentikan sidang.

Minggu lalu, kelompok senator partai Demokrat juga mengadakan aksi serupa dengan mengambil-alih mimbar dan menguasai sidang selama 15 jam non–stop, sampai pemimpin partai Republik Mitch McConnell setuju untuk mengadakan pemungutan suara tentang kontrol senjata.

Hari Rabu, para anggota parlemen itu berbaris di depan ruang sidang DPR di Gedung Capitol, dan mengatakan mereka melakukan protes guna memaksa Ketua DPR Paul Ryan, pemimpin mayoritas pihak Republik, agar tetap bekerja minggu depan meskipun ada jadwal libur satu minggu.

Demokrat menyerukan agar dilakukan perdebatan dan dilanjutkan dengan pemungutan suara atas langkah-langkah untuk memperluas pemeriksaan latar belakang pembeli senjata dan memblokir orang yang dicurigai terkait teroris dari upaya membeli senjata.

Beberapa anggota Demokrat kemudian duduk di lantai, dan sempat membuat tercengang rekan Republik mereka dengan taktik yang lebih umum kita saksikan dalam protes di jalan. [jm/ii/ps]

XS
SM
MD
LG