SURABAYA —
Sebanyak 85 pelajar Indonesia, 20 diantaranya dari Jawa Timur dan Indonesia Timur mendapat kesempatan belajar di Amerika Serikat selama 1 tahun, setelah berhasil lolos seleksi program pertukaran pelajar Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study (YES).
Seleksi tersebut dilakukan oleh lembaga Bina Antarbudaya, AFS USA, serta American Councils for International Education.
Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia, Frank J. Whitaker mengatakan, pelajar Indonesia yang terseleksi dan terpilih akan tinggal bersama keluarga Amerika Serikat, untuk belajar berbagai hal yang ditemui, termasuk belajar mengenai model pendidikan di Amerika Serikat.
“YES adalah program pertukaran pelajar, yang dari 18 kelompok kami seleksi dengan banyak kriteria, untuk selanjutnya kami kirim ke Amerika. Kami memilih pelajar SMA untuk pergi ke Amerika Serikat, mereka akan tinggal bersama keluargaAmerika. Mereka dapat merasakan pengalaman tinggal di Amerika, pergi ke sekolah dan bertemu kelompok masyarakat yang pada dasarnya untuk memberi peluang bagi mereka mengenal Amerika, dan dari Amerika untuk mengenal Indonesia,” ujarnya, Kamis (13/6).
Mulai diadakan pada 2009, program Kennedy-Lugar YES ini disponsori oleh Kementerian Luar Negeri AS untuk pelajar-pelajar dari negara-negara dengan populasi Muslim yang signifikan, seperti Indonesia, Malaysia, India, Turki, Mesir dan Afrika Selatan.
Selain pelajar Indonesia yang akan belajar serta tinggal di Amerika Serikat, para pelajar dari Amerika Serikat juga telah tiba di Indonesia, untuk tinggal dan belajar berbagai hal pada keluarga Indonesia.
Program pertukaran pelajar ini diharapkan dapat menjadi jembatan untuk menciptakan duta perdamaian, serta terjalinnya komunikasi dan akulturasi budaya antar kedua bangsa.
Terpilih sebagai peserta program pertukaran pelajar di Amerika Serikat, merupakan dambaan banyak pelajar di Indonesia, karena berbagai kemajuan di Amerika Serikat menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelajar. Jovandi, pelajar SMA Negeri 10 Malang, Jawa Timur mengatakan, model pendidikan di Amerika Serikat merupakan salah satu bidang yang sangat menarik untuk diketahuinya.
“Negara besar, seperti itu. Prestis saja bisa ke US itu. Negara keren, negara idaman semua orang untuk ke sana. Terutama sih pendidikannya, kayaknya kok sekolah di Amerika keren. Terus sama, kayak di film-film itu ada kayak apa, kayak pintu otomatis, apa yang ada kunci tombolnya, kalau di Indonesia kan jarang itu ya, kayaknya teknologi juga di sana,” ujarnya.
Sementara itu Shasa, pelajar SMA Negeri 3 Makassar, Sulawesi Selatan, mengatakan akan membagikan pengalamannya sekembali dari Amerika Serikat, mengenai pengenalan budaya, pendidikan, serta kebiasaan hidup masyarakat di Amerika Serikat.
“Yang saya ingin perbuat itu, saya ingin memberitahu bagaimana interaksi dengan orang Amerika itu bagaimana. Bahwa sebenarnya kita itu bisa mendapat hal-hal positif dari negara lain. Bahwa sebenarnya dengan adanya globalisasi itu juga, mempunyai pengaruh yang positif. Bahwa sebenarnya orang Amerika juga itu mempunyai banyak pengaruh positif untuk kita,” ujarnya.
Seleksi tersebut dilakukan oleh lembaga Bina Antarbudaya, AFS USA, serta American Councils for International Education.
Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia, Frank J. Whitaker mengatakan, pelajar Indonesia yang terseleksi dan terpilih akan tinggal bersama keluarga Amerika Serikat, untuk belajar berbagai hal yang ditemui, termasuk belajar mengenai model pendidikan di Amerika Serikat.
“YES adalah program pertukaran pelajar, yang dari 18 kelompok kami seleksi dengan banyak kriteria, untuk selanjutnya kami kirim ke Amerika. Kami memilih pelajar SMA untuk pergi ke Amerika Serikat, mereka akan tinggal bersama keluargaAmerika. Mereka dapat merasakan pengalaman tinggal di Amerika, pergi ke sekolah dan bertemu kelompok masyarakat yang pada dasarnya untuk memberi peluang bagi mereka mengenal Amerika, dan dari Amerika untuk mengenal Indonesia,” ujarnya, Kamis (13/6).
Mulai diadakan pada 2009, program Kennedy-Lugar YES ini disponsori oleh Kementerian Luar Negeri AS untuk pelajar-pelajar dari negara-negara dengan populasi Muslim yang signifikan, seperti Indonesia, Malaysia, India, Turki, Mesir dan Afrika Selatan.
Selain pelajar Indonesia yang akan belajar serta tinggal di Amerika Serikat, para pelajar dari Amerika Serikat juga telah tiba di Indonesia, untuk tinggal dan belajar berbagai hal pada keluarga Indonesia.
Program pertukaran pelajar ini diharapkan dapat menjadi jembatan untuk menciptakan duta perdamaian, serta terjalinnya komunikasi dan akulturasi budaya antar kedua bangsa.
Terpilih sebagai peserta program pertukaran pelajar di Amerika Serikat, merupakan dambaan banyak pelajar di Indonesia, karena berbagai kemajuan di Amerika Serikat menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelajar. Jovandi, pelajar SMA Negeri 10 Malang, Jawa Timur mengatakan, model pendidikan di Amerika Serikat merupakan salah satu bidang yang sangat menarik untuk diketahuinya.
“Negara besar, seperti itu. Prestis saja bisa ke US itu. Negara keren, negara idaman semua orang untuk ke sana. Terutama sih pendidikannya, kayaknya kok sekolah di Amerika keren. Terus sama, kayak di film-film itu ada kayak apa, kayak pintu otomatis, apa yang ada kunci tombolnya, kalau di Indonesia kan jarang itu ya, kayaknya teknologi juga di sana,” ujarnya.
Sementara itu Shasa, pelajar SMA Negeri 3 Makassar, Sulawesi Selatan, mengatakan akan membagikan pengalamannya sekembali dari Amerika Serikat, mengenai pengenalan budaya, pendidikan, serta kebiasaan hidup masyarakat di Amerika Serikat.
“Yang saya ingin perbuat itu, saya ingin memberitahu bagaimana interaksi dengan orang Amerika itu bagaimana. Bahwa sebenarnya kita itu bisa mendapat hal-hal positif dari negara lain. Bahwa sebenarnya dengan adanya globalisasi itu juga, mempunyai pengaruh yang positif. Bahwa sebenarnya orang Amerika juga itu mempunyai banyak pengaruh positif untuk kita,” ujarnya.