Tautan-tautan Akses

Delapan Pejabat Iran Menjadi Sasaran Tuntutan Kejahatan Terhadap Kemanusiaan


Jamshid Sharmahd menghadiri persidangan atas kasusnya di Teheran, pada 6 Februari 2022. (Foto: Koosha Mahsidi Falahi/Mizan News Agency/AFP)
Jamshid Sharmahd menghadiri persidangan atas kasusnya di Teheran, pada 6 Februari 2022. (Foto: Koosha Mahsidi Falahi/Mizan News Agency/AFP)

Putri seorang pria yang tinggal di California dan dijatuhi hukuman mati di Iran telah meminta pihak berwenang di Jerman untuk membuka proses pidana terhadap anggota peradilan Iran.

Keluarga Jamshid Sharmahd, yang merupakan warga negara Jerman-Iran, mengatakan Sharmahd diculik oleh Iran saat tinggal di Dubai tiga tahun lalu. Pihak berwenang Iran menuduh Sharmahd merencanakan serangan pada sebuah masjid yang menewaskan 14 orang dan melukai lebih dari 200 orang pada 2008. Dia dijatuhi hukuman mati pada awal tahun ini.

Diplomat Jerman dan Eropa mengecam vonis tersebut, yang muncul di tengah meningkatnya jumlah eksekusi mati di Iran.

Putri Sharmahd, Gazelle Sharmahd, mengajukan tuntutan pidana ke kantor kejaksaan federal Jerman terhadap delapan pejabat tinggi peradilan Iran dan dinas intelijen atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Jerman mengikuti prinsip yurisdiksi universal, di mana pihak berwenang bisa menyelidiki kejahatan serius yang dilakukan di tempat lain di dunia.

Lembaga Pusat Eropa untuk Konstitusi dan Hak Asasi Manusia yang berbasis di Berlin, yang mendukung kasusnya, mengumumkan pengajuan tuntutan itu pada hari Rabu (21/6). Lembaga itu mengatakan bahwa pengaduan tersebut menargetkan antara lain hakim terkemuka Iran Abolghassem Salavati dan mantan Menteri Intelijen Mahmoud Alavi.

"Penculikan di Dubai, penahanan sewenang-wenang, penyiksaan dalam tahanan dan eksekusi terhadap ayah saya yang mungkin terjadi sebentar lagi akibat persidangan yang berjalan buruk merupakan contoh dari kejahatan yang tersembunyi yang dilakukan oleh rezim Iran," tulis Gazelle Sharmahd dalam pernyataan pada Rabu. [my/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG