Banjir bandang akibat danau glasial yang meledak pecah di India menewaskan sedikitnya 10 orang, dan 82 lainnya masih hilang, menurut para pejabat.
Banjir hebat dari danau-danau gletser yang dibendung oleh batuan lepas menjadi lebih sering terjadi seiring kenaikan suhu global dan pencairan es di dunia. Para ilmuwan iklim memperingatkan bahwa hal tersebut menimbulkan eskalasi bahaya di wilayah pegunungan Himalaya yang luas.
Danau glasial adalah danau yang terbentuk akibat gletser yang mengalami erosi. Danau tersebut sering ditemui di wilayah dataran tinggi Himalaya.
“Banjir menyebabkan kekacauan di empat distrik di negara bagian itu, menyapu bersih orang, jalan, dan jembatan,” kata Himanshu Tiwari, juru bicara Angkatan Darat India kepada AFP pada Kamis (5/10). Ia berbicara sehari setelah air mengalir deras dari lembah pegunungan di timur laut negara bagian Sikkim.
Pihak berwenang mengatakan jalan-jalan rusak parah dan 14 jembatan tersapu air akibat bencana tersebut.
“Sejauh ini sepuluh jenazah telah ditemukan, dan 82 orang hilang, termasuk personel militer,” kata Sekretaris Negara Sikkim Vijay Bhushan Pathak kepada wartawan pada Rabu (4/10) malam.
Di antara mereka yang hilang terdapat 22 tentara, kata pihak militer. Seorang tentara yang sebelumnya dinyatakan hilan, berhasil diselamatkan.
Tingginya debit air terjadi setelah curah hujan deras yang membanjiri Danau Lhonak di dataran tinggi, yang terletak di dasar gletser di puncak yang mengelilingi gunung tertinggi ketiga di dunia, Kangchenjunga.
Kerusakan Serius
Dinding air tersebut menerjang ke arah hilir, menambah debit air sungai yang sudah meluap akibat hujan musim monsun, dan merusak sebuah bendungan. Akibatnya air tersebut meluluhlantakkan rumah dan jembatan, serta menyebabkan 'kerusakan serius'," demikian pernyataan pemerintah negara bagian Sikkim.
Kerusakan mencapai lebih dari 120 di arah hilir. Perdana Menteri Narendra Modi berjanji untuk memberikan “segala dukungan” bagi mereka yang terkena dampak.
Danau Lhonak menyusut hampir dua pertiga ukurannya, luasnya kira-kira setara dengan sekitar 150 lapangan sepak bola (105 hektare), berdasarkan foto satelit yang dirilis oleh Organisasi Penelitian Luar Angkasa India.
Gletser-gletser di Himalaya makin cepat meleleh dibanding sebelumnya akibat perubahan iklim, yang membuka kemungkinan terjadinya bencana yang tidak dapat diprediksi dan mahal, demikian menurut lembaga penelitian International Centre for Integrated Mountain Development (ICIMOD).
"Hujan deras telah menyebabkan situasi bencana ini di Sikkim di mana hujan telah memicu banjir akibat pecahnya danau glasial dan merusak bendungan, serta menyebabkan hilangnya nyawa," kata Miriam Jackson, seorang ilmuwan yang mengkhususkan diri dalam pemantauan daerah-daerah Himalaya dengan ICIMOD yang berbasis di Nepal.
“Kami mengamati bahwa frekuensi kejadian ekstrem seperti ini semakin meningkat seiring dengan terus memanasnya iklim dan membawa kita ke wilayah yang tidak diketahui.”
Suhu rata-rata permukaan Bumi telah meningkat hampir 1,2 derajat Celcius sejak masa pra-industri. Namun suhu wilayah pegunungan tinggi di seluruh dunia telah memanas dua kali lipat, kata para ilmuwan iklim.
Sikkim terletak dekat perbatasan India dengan Nepal dan China. Mengingat letaknya yang di perbatasan, maka kedua negara banyak mengerahkan pasukan militer di wilayah itu.
India mewaspadai meningkatnya keagresifan militer China dan perbatasan kedua negara dengan panjang 3.500 kilometer itu telah menjadi sumber ketegangan abadi. Beijing mengklaim sebagian wilayah Sikkim sebagai teritorinya. [ah/ft]
Forum