Badan angkasa luar Amerika Serikat NASA telah mendaratkan kendaraan penjelajahnya di Mars pada Senin (6/8), menyelesaikan langkah paling berat dalam misi penyelidikan jejak kehidupan di planet tersebut.
Ruang pengontrol pada Laboratorium Propulsi Jet di NASA penuh dengan sorakan kegirangan setelah mengkonfirmasi bahwa kendaraan seberat 1 ton bernama Curiosity tersebut tiba di Mars setelah perjalanan delapan bulan. Foto-foto pertama dari pendaratan tersebut diterima kembali oleh NASA di bumi hampir pada waktu yang sama setelah konfirmasi pendaratan pada 5.30 UTC (12.30 WIB).
Pendaratan tersebut mengharuskan penggunaan parasut, roket pengerem dan skycrane untuk memperlamban Curiosity dari kecepatan lebih dari 22 ribu kilometer per jam. Para ilmuwan NASA menyebutnya pendaratan yang paling menantang yang pernah mereka coba.
Curiosity merupakan fokus utama misi Laboratorium Sains Mars NASA seharga US$2,5 miliar. Kendaraan ini menempuh hampir 570 juta kilometer sejak diluncurkan November 2011.
Para pejabat NASA mengatakan pada jumpa pers Minggu (5/8) bahwa kendaraan luar angkasa tersebut berfungsi secara baik saat ia menaikkan kecepatannya kea rah target.
“Agak menggelisahkan, tapi saya tidur lebih baik tadi malam dibandingkan dengan dua tahun terakhir karena Curiosity berjalan sendiri sekarang,” ujar Adam Steltzner, kepala insinyur mekanik untuk mengarahkan Curiosity menuju Mars, persiapan pendaratan dan pendaratan.
“Jika saya ingat dengan kerja keras yang telah kami lakukan, saya percaya bahwa tim kami telah melakukan semua hal yang harus dilakukan sehingga kami pantas meraih sukses malam ini. Meskipun demikian, seperti yang kita ketahui bersama, kita tidak pernah dapat menjamin keberhasilan,” ujarnya.
Daerah tempat Curiosity mendarat memiliki keragaman geologis sehingga para ilmuwan ingin sekali menyelidikinya. Keragaman ini dapat dilihat dari peta yang didapat oleh pengorbit NASA Mars Odyssey.
Curiosity berjalan dengan kecepatan sekitar 20.000 kilometer per jam saat ia masuk ke dalam atmosfer Mars yang tipis. Ia hanya memiliki tujuh menit untuk menggunakan parasut, pendorong roket dan derek untuk mengurangi kecepatan dan melakukan pendaratan dengan selamat.
Selama periode tersebut, kendaraan tersebut berfungsi secara otonom. Para insinyur NASA tidak dapat menyaksikan peristiwa tersebut pada saat yang sama karena perlu 14 menit untuk sinyal radio mencapai Bumi dari Mars.
Steltzner mengatakan bahwa para ilmuwan dan insinyur yang mengawasi proyek tersebut “percaya diri, ketakutan secara emosional” dan siap. “Jumlah kontrol yang tim kami miliki selama memasuki Mars, turun dan mendarat sama dengan kontrol yang dimiliki penonton di rumah. Kami bersama-sama dalam perjalanan ini,” ujarnya.
Kamera-kamera penghindar bahaya pada Curiosity mulai mengambil gambar segera setelah mendarat. NASA menerima gambar-gambar dengan resolusi rendah dan hitam putih beberapa menit setelah pendaratan.
Doug McCuistion, direktur program eksplorasi Mars di NASA, mengatakan bahwa Curiosity dilengkapi 17 kamera dan tak lama lagi akan menghasilkan gambar berwarna.
“Dalam beberapa hari, minggu dan tahun ke depan, aka nada sejumlah besar gambar, gambar yang menakjubkan, gambar berwarna sebenarnya seperti yang dilihat mata manusia, dan ini akan sangat menyenangkan,” ujarnya.
Tujuan utama misi ini adalah untuk melihat apakah Mars pernah memiliki kondisi yang dapat mendukung kehidupan microbial. Curiosity bertenaga nuklir tersebut dilengkapi dengan instrumen untuk menyelidiki keadaan geologi, cuaca dan tingkat radiasi di Mars selama dua tahun ke depan. Curiosity adalah pesawat luar angkasa NASA ketujuh yang mendarat di planet merah.
Sementara itu, Presiden Barack Obama mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pendaratan sukses Curiosity itu “menandai pencapaian teknologi tiada tara dan menjadi sumber kebanggaan nasional jauh ke masa depan.”
Kepala NASA Charles Bolden mengatakan para ilmuwan berharap misi Curiosity akan menjawab banyak pertanyaan lama tentang planet Mars.
“Curiosity, penjelajah paling canggih yang pernah dibangun, kini ada di permukaan planet merah itu dan akan berusaha menjawab banyak pertanyaan lama tentang apakah ada kehidupan di Mars atau apakah planet itu bisa mendukung kehidupan di masa depan,” demikian ujar kepala NASA.
Ruang pengontrol pada Laboratorium Propulsi Jet di NASA penuh dengan sorakan kegirangan setelah mengkonfirmasi bahwa kendaraan seberat 1 ton bernama Curiosity tersebut tiba di Mars setelah perjalanan delapan bulan. Foto-foto pertama dari pendaratan tersebut diterima kembali oleh NASA di bumi hampir pada waktu yang sama setelah konfirmasi pendaratan pada 5.30 UTC (12.30 WIB).
Pendaratan tersebut mengharuskan penggunaan parasut, roket pengerem dan skycrane untuk memperlamban Curiosity dari kecepatan lebih dari 22 ribu kilometer per jam. Para ilmuwan NASA menyebutnya pendaratan yang paling menantang yang pernah mereka coba.
Curiosity merupakan fokus utama misi Laboratorium Sains Mars NASA seharga US$2,5 miliar. Kendaraan ini menempuh hampir 570 juta kilometer sejak diluncurkan November 2011.
Para pejabat NASA mengatakan pada jumpa pers Minggu (5/8) bahwa kendaraan luar angkasa tersebut berfungsi secara baik saat ia menaikkan kecepatannya kea rah target.
“Agak menggelisahkan, tapi saya tidur lebih baik tadi malam dibandingkan dengan dua tahun terakhir karena Curiosity berjalan sendiri sekarang,” ujar Adam Steltzner, kepala insinyur mekanik untuk mengarahkan Curiosity menuju Mars, persiapan pendaratan dan pendaratan.
“Jika saya ingat dengan kerja keras yang telah kami lakukan, saya percaya bahwa tim kami telah melakukan semua hal yang harus dilakukan sehingga kami pantas meraih sukses malam ini. Meskipun demikian, seperti yang kita ketahui bersama, kita tidak pernah dapat menjamin keberhasilan,” ujarnya.
Daerah tempat Curiosity mendarat memiliki keragaman geologis sehingga para ilmuwan ingin sekali menyelidikinya. Keragaman ini dapat dilihat dari peta yang didapat oleh pengorbit NASA Mars Odyssey.
Curiosity berjalan dengan kecepatan sekitar 20.000 kilometer per jam saat ia masuk ke dalam atmosfer Mars yang tipis. Ia hanya memiliki tujuh menit untuk menggunakan parasut, pendorong roket dan derek untuk mengurangi kecepatan dan melakukan pendaratan dengan selamat.
Selama periode tersebut, kendaraan tersebut berfungsi secara otonom. Para insinyur NASA tidak dapat menyaksikan peristiwa tersebut pada saat yang sama karena perlu 14 menit untuk sinyal radio mencapai Bumi dari Mars.
Steltzner mengatakan bahwa para ilmuwan dan insinyur yang mengawasi proyek tersebut “percaya diri, ketakutan secara emosional” dan siap. “Jumlah kontrol yang tim kami miliki selama memasuki Mars, turun dan mendarat sama dengan kontrol yang dimiliki penonton di rumah. Kami bersama-sama dalam perjalanan ini,” ujarnya.
Kamera-kamera penghindar bahaya pada Curiosity mulai mengambil gambar segera setelah mendarat. NASA menerima gambar-gambar dengan resolusi rendah dan hitam putih beberapa menit setelah pendaratan.
Doug McCuistion, direktur program eksplorasi Mars di NASA, mengatakan bahwa Curiosity dilengkapi 17 kamera dan tak lama lagi akan menghasilkan gambar berwarna.
“Dalam beberapa hari, minggu dan tahun ke depan, aka nada sejumlah besar gambar, gambar yang menakjubkan, gambar berwarna sebenarnya seperti yang dilihat mata manusia, dan ini akan sangat menyenangkan,” ujarnya.
Tujuan utama misi ini adalah untuk melihat apakah Mars pernah memiliki kondisi yang dapat mendukung kehidupan microbial. Curiosity bertenaga nuklir tersebut dilengkapi dengan instrumen untuk menyelidiki keadaan geologi, cuaca dan tingkat radiasi di Mars selama dua tahun ke depan. Curiosity adalah pesawat luar angkasa NASA ketujuh yang mendarat di planet merah.
Sementara itu, Presiden Barack Obama mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pendaratan sukses Curiosity itu “menandai pencapaian teknologi tiada tara dan menjadi sumber kebanggaan nasional jauh ke masa depan.”
Kepala NASA Charles Bolden mengatakan para ilmuwan berharap misi Curiosity akan menjawab banyak pertanyaan lama tentang planet Mars.
“Curiosity, penjelajah paling canggih yang pernah dibangun, kini ada di permukaan planet merah itu dan akan berusaha menjawab banyak pertanyaan lama tentang apakah ada kehidupan di Mars atau apakah planet itu bisa mendukung kehidupan di masa depan,” demikian ujar kepala NASA.