Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bertemu dengan Perdana Menteri Lebanon, Jumat (25/10) untuk membahas serangan Israel terhadap negara tersebut. Washington mendesak pemerintah Beirut untuk mengambil alih kendali terhadap Hizbullah.
Blinken, yang sedang dalam perjalanan kembali ke Amerika dari kunjungan di Timur Tengah, bertemu Perdana Menteri Najib Mikati di London. Mikato sehari sebelumnya menghadiri konferensi tentang Lebanon di Paris.
Keduanya tersenyum di depan kamera, tetapi tidak berkomentar.
Amerika Serikat, sekutu politik dan militer utama Israel, belum menyerukan gencatan senjata segera pada bulan di mana Israel melancarkan serangan bom di Lebanon yang menarget milisi Hizbullah yang didukung Iran.
Namun Blinken menyerukan solusi diplomatik yang cepat.
"Kami telah sangat jelas bahwa ini tidak dapat menyebabkan -- tidak seharusnya tidak -- kampanye yang berlarut-larut dan bahwa Israel harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghindari korban sipil dan tidak membahayakan pasukan penjaga perdamaian PBB atau Angkatan Bersenjata Lebanon," kata Blinken, Kamis (24/10) di Doha.
Amerika Serikat mendesak pemerintah pusat Lebanon yang telah lama tidak stabil untuk mengendalikan keamanan dan melakukan pelucutan senjata terhadap Hizbullah, kelompok Syiah yang didukung Iran dan memiliki kekuatan militer sendiri.
Hizbullah menembakkan rudal ke Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Hamas sejak serangan militan Palestina pada 7 Oktober 2023, yang memicu serangan militer besar-besaran Israel di Gaza.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin, dalam panggilan telepon dengan mitranya dari Israel Yoav Gallant, Rabu (23/10) menyuarakan keprihatinannya atas serangan Israel terhadap tentara Lebanon yang telah menewaskan sedikitnya 11 tentara Lebanon, menurut penghitungan AFP berdasarkan pengumuman militer. [es/ah]
