Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton tiba di ibukota Saudi hari Jumat untuk menghadiri pembicaraan yang bertujuan untuk meningkatkan tekanan terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad agar menghentikan penindakan kejamnya atas pemberontakan anti pemerintah yang sudah berlangsung selama setahun.
Dalam kunjungan dua harinya di Riyadh, Clinton akan bertemu dengan Raja Saudi Abdullah dan Menteri Luar Negeri Pangeran Saud al-Faisal, dan juga menghadiri pertemuan tingkat tinggi para diplomat Teluk.
Clinton dijadwalkan akan mengunjungi Turki hari Minggu untuk menghadiri sesi kedua pertemuan 'Sahabat Suriah' yang akan dihadiri oleh puluhan negara yang mendukung kelompok-kelompok pemberontak Suriah.
Pertemuan tersebut diperkirakan akan memusatkan perhatian pada cara untuk memastikan Assad mematuhi gagasan perdamaian internasional yang baru, yang mengharuskan dilakukannya gencatan senjata, gencatan senjata kemanusiaan selama dua jam setiap hari, dan dialog politik untuk mengakhiri konflik.
Hari Kamis, Assad mengatakan dia akan berusaha maksimal untuk memastikan kesuksesan gagasan yang dirancang oleh utusan internasional Kofi Annan itu. Namun Assad juga mengatakan semuanya tergantung pada berhenti atau tidaknya aksi-aksi teroris dari kelompok-kelompok bersenjata.
Para pejabat Amerika menyesalkan pernyataan tersebut dan mengatakan Assad belum melakukan apa-apa untuk mematuhi gagasan perdamaian itu sejak dia menyetujuinya hari Selasa (27/3).
Kekerasan terjadi setiap hari, meskipun Assad sudah menyetujui gagasan perdamaian itu hari Selasa. Syrian Observatory for Human Rights mengatakan kepada VOA bahwa pasukan pemerintah melanjutkan serangan mereka terhadap kota Homs, melancarkan tembakan mortir yang menewaskan paling sedikit dua orang, Jumat (29/3). Pertempuran juga dilaporkan terjadi di provinsi Idlib, Suriah utara, dan di luar ibukota, Damaskus.
Dalam kunjungan dua harinya di Riyadh, Clinton akan bertemu dengan Raja Saudi Abdullah dan Menteri Luar Negeri Pangeran Saud al-Faisal, dan juga menghadiri pertemuan tingkat tinggi para diplomat Teluk.
Clinton dijadwalkan akan mengunjungi Turki hari Minggu untuk menghadiri sesi kedua pertemuan 'Sahabat Suriah' yang akan dihadiri oleh puluhan negara yang mendukung kelompok-kelompok pemberontak Suriah.
Pertemuan tersebut diperkirakan akan memusatkan perhatian pada cara untuk memastikan Assad mematuhi gagasan perdamaian internasional yang baru, yang mengharuskan dilakukannya gencatan senjata, gencatan senjata kemanusiaan selama dua jam setiap hari, dan dialog politik untuk mengakhiri konflik.
Hari Kamis, Assad mengatakan dia akan berusaha maksimal untuk memastikan kesuksesan gagasan yang dirancang oleh utusan internasional Kofi Annan itu. Namun Assad juga mengatakan semuanya tergantung pada berhenti atau tidaknya aksi-aksi teroris dari kelompok-kelompok bersenjata.
Para pejabat Amerika menyesalkan pernyataan tersebut dan mengatakan Assad belum melakukan apa-apa untuk mematuhi gagasan perdamaian itu sejak dia menyetujuinya hari Selasa (27/3).
Kekerasan terjadi setiap hari, meskipun Assad sudah menyetujui gagasan perdamaian itu hari Selasa. Syrian Observatory for Human Rights mengatakan kepada VOA bahwa pasukan pemerintah melanjutkan serangan mereka terhadap kota Homs, melancarkan tembakan mortir yang menewaskan paling sedikit dua orang, Jumat (29/3). Pertempuran juga dilaporkan terjadi di provinsi Idlib, Suriah utara, dan di luar ibukota, Damaskus.
