Para pemimpin itu mengadakan perundingan, ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendorong tercapainya kesepakatan cepat untuk mengakhiri perang di Ukraina, sehingga memunculkan prospek bahwa Amerika Serikat bisa menimbulkan keretakan antara Xi dan Putin, serta berfokus dalam persaingan dengan negara yang ekonominya terbesar kedua di dunia.
Pembicaraan itu tampaknya bertujuan menghilangkan prospek semacam itu. Kedua pemimpin menegaskan ketahanan dan persekutuan mereka yang bersifat "jangka panjang" dengan "dinamika internal" yang tidak akan terpengaruh oleh "pihak ketiga" dari mana pun.
“Hubungan China-Rusia memiliki kekuatan pendorong internal yang kuat dan nilai strategis yang unik, serta tidak ditujukan dan tidak dipengaruhi oleh pihak ketiga mana pun,” kata Xi, menurut pernyataan resmi yang diterbitkan oleh media pemerintah.
“Strategi-strategi pembangunan dan kebijakan luar negeri China dan Rusia bersifat jangka panjang,” kata Xi.
Trump telah mengkhawatirkan sekutu Amerika Serikat di Eropa dengan tidak melibatkan mereka dan Ukraina dalam pembicaraan dengan Rusia pekan lalu. Trump menyalahkan Ukraina atas invasi Rusia pada tahun 2022. Ini adalah pembicaraan kedua yang dilakukan kedua pemimpin itu tahun ini, setelah keduanya membahas cara menjalin hubungan dengan Trump pada Januari lalu.
China dan Rusia menyatakan kemitraan strategis “tanpa batas”, beberapa hari sebelum Putin mengirim puluhan ribu pasukan ke Ukraina pada Februari 2022. Xi bertemu Putin lebih dari 40 kali dalam 10 tahun terakhir dan dalam beberapa bulan terakhir Putin menggambarkan China sebagai “sekutu.”
Beijing menolak untuk mengutuk Moskow atas perannya dalam perang itu, sehingga memperburuk hubungan dengan Eropa dan Amerika Serikat. [ps/ab]
Forum