Tautan-tautan Akses

China Targetkan Pertumbuhan 'Sekitar 5 Persen' pada 2025


Sejumlah kapal dan kontainer diselimuti kabut di pelabuhan Yangshan di Shanghai pada 16 Februari 2025. (Foto: AFP)
Sejumlah kapal dan kontainer diselimuti kabut di pelabuhan Yangshan di Shanghai pada 16 Februari 2025. (Foto: AFP)

Target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen itu disertai dengan janji untuk menciptakan 12 juta lapangan kerja baru di kota-kota di China dan mendorong inflasi dua persen pada 2025. 

China mendorong pertumbuhan ekonominya “sekitar 5 persen” pada 2025, menurut sebuah dokumen resmi yang dilihat oleh AFP pada Rabu (5/3). Angka tersebut merupakan sebuah target yang ambisius di saat Beijing menghadapi perang dagang yang semakin intensif dengan Amerika Serikat dan kelesuan ekonomi domestik yang semakin dalam.

Target tersebut muncul ketika China telah dihantam oleh hambatan ekonomi besar, termasuk krisis utang sektor properti yang terus-menerus, permintaan konsumen yang sangat rendah, dan lapangan kerja yang tersendat bagi kaum muda.

Target tersebut secara umum sejalan dengan survei AFP terhadap para analis menjelang pengumuman resmi oleh Perdana Menteri China Li Qiang dalam pidato pembukaan parlemen Kongres Rakyat Nasional (NPC) di negara itu.

Para ahli mengatakan bahwa angka tersebut ambisius mengingat tantangan ekonomi yang dihadapi negara tersebut.

Target itu juga disertai dengan janji untuk menciptakan 12 juta lapangan kerja baru di kota-kota di China dan mendorong inflasi dua persen pada 2025.

Ribuan delegasi berkumpul pada Rabu pagi untuk sesi pembukaan NPC, pertemuan kedua dari “Dua Sesi” China pekan ini.

Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu telah berjuang untuk bangkit kembali sejak pandemi COVID-19, karena konsumsi domestik menurun dan krisis utang yang terus-menerus di sektor properti yang luas terus berlanjut.

Tambahan rintangan bagi China adalah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang pekan ini mengenakan tarif lebih menyeluruh pada impor China menyusul langkah serupa yang diambil pada bulan lalu.

Tarif yang diberlakukan AS diperkirakan akan mencapai ratusan miliar dolar dalam total perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia itu.

“Secara internasional, perubahan yang tak terlihat dalam satu abad sedang berlangsung di seluruh dunia dengan laju yang lebih cepat,” kata laporan kerja pemerintah itu.

“Unilateralisme dan proteksionisme sedang meningkat,” laporan itu memperingatkan.

Dan “di dalam negeri, fondasi bagi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi China yang berkelanjutan tidak cukup kuat,” tambahnya. [ns/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG