Sementara sebagian besar negara-negara demokrasi Barat mengecam pemilu sepihak Kamboja pada Minggu dan penindakan keras yang meluas terhadap perbedaan pendapat menjelang pemungutan suara, China memberikan dukungan berlebihan atas kemenangan Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang berkuasa.
Dalam pidatonya pada Senin, duta besar China untuk Kamboja, Wang Wentian menyatakan, “China mendukung kuat rakyat Kamboja dalam memilih jalur pembangunannya sendiri yang sesuai dengan kondisi nasional mereka.” Menurut kantor berita China Xinhuan, Wang juga mengatakan bahwa satu tim pengamat China memantau pemilu itu, yang menurutnya “efisien, profesional dan damai.” Wang juga mengatakan bahwa hampir 85% pemilih terdaftar memberikan suara mereka dan bahwa 18 partai politik ikut dalam pemilu tersebut.
Partai berkuasa yang dipimpin PM Hun Sen menyatakan kemenangan telak dalam pemilihan nasional 23 Juli, dengan meraih 120 dari 125 kursi di parlemen. Satu-satunya kejutan yang muncul dalam pemilu itu adalah partai royalis Funcinpec yang meraih lima kursi lainnya, sementara sebelumnya tidak satu kursipun diraih partai ini.
Hanya beberapa pekan sebelum pemilu, Komisi Nasional Pemilu yang dikontrol oleh CPP melarang oposisi utama, Partai Cahaya Lilin, mendaftar untuk ikut pemilu, dengan menyatakan bahwa partai itu tidak memiliki dokumen yang diperlukan. Pemilu itu berlangsung di tengah penindakan meluas terhadap perbedaan pendapat dan apa pun yang dianggap sebag
ancaman terhadap partai berkuasa, mulai dari organisasi HAM hingga media.
AS merilis pernyataan pada Minggu yang mengatakan bahwa pemilu itu “tidak bebas dan tidak adil.” Ditambahkan bahwa menjelang pemilu itu, “otoritas Kamboja terlibat dalam pola ancaman dan gangguan terhadap oposisi politik, media dan masyarakat madani, yang melemahkan semangat konstitusi negara dan kewajiban internasional Kamboja.”
Negara-negara lain, termasuk Australia, Inggris, Jerman dan Prancis, merilis pernyataan mengenai kekecewaan mereka, tetapi tidak mengatakan pemilu itu tidak bebas dan tidak adil. Namun, respons Barat itu sangat kontras dengan pesan Presiden China Xi Jinping dalam surat ucapan selamatnya kepada Hun Sen. Ia antara lain menulis, “Antara China dan Kamboja, era baru kualitas dan standar yang tinggi akan memberi manfaat lebih besar bagi rakyat dan kedua negara.” [uh/ab]
Forum