Pihak berwenang China mengatakan pada hari Selasa (12/3) bahwa kamp-kamp pengasingan di wilayah Xinjiang, China barat akan “secara bertahap menghilang” jika muncul suatu waktu ketika “masyarakat tidak lagi membutuhkannya.”
China menghadapi reaksi global atas kamp-kamp itu, yang menurut para pejabat sebenarnya adalah pusat pelatihan kerja. “Sebagian organisasi internasional mengatakan Xinjiang memiliki kamp konsentrasi dan kamp pendidikan,” kata Gubernur Xinjiang Shohrat Zakir di sela-sela pertemuan tahunan legislatif seremonial China, Selasa (12/3). “Pernyataan seperti itu sepenuhnya merupakan kebohongan yang dibuat-buat, dan sangat tidak masuk akal,” tambahnya.
PBB memperkirakan sekitar satu juta orang Uighur dan minoritas lainnya yang kebanyakan Muslim keturunan Turki ditahan di pusat-pusat-pusat itu. Para mantan tahanan menggambarkan kondisi yang keras, termasuk penyiksaan psikologis dan indoktrinasi politik.
Beijing berpendapat kamp-kamp itu adalah bagian dari kampanye yang lebih luas untuk mengurangi ancaman ekstremisme Islamis. “Jumlah orang di pusat-pusat pendidikan harus semakin sedikit, dan jika suatu hari masyarakat tidak lagi membutuhkan, pusat-pusat pendidikan ini secara bertahap dapat menghilang,” kata Shohrat Zakir.
Zakir menegaskan kembali klaim Beijing pada pertemuan itu bahwa tidak ada insiden kekerasan di Xinjiang dalam lebih dari dua tahun ini.
Tetapi Amerika Serikat mengatakan kondisi di Xinjiang “benar-benar tidak dapat diterima.” [lt]