Tautan-tautan Akses

China Nyatakan Tak Akan Mengalah di Laut China Selatan


Kapal-kapal perang China di lepas pantai Qingdao, provinsi Shandong. (Foto: Dok)
Kapal-kapal perang China di lepas pantai Qingdao, provinsi Shandong. (Foto: Dok)

Menlu China mengatakan bahwa tuntutan bangsa lain akan kebebasan navigasi di kawasan tersebut tidak memberikan hak untuk melakukan apapun yang mereka inginkan.

Menteri Luar Negeri China mengeluarkan pernyataan keras, Selasa (8/3), mengenai klaim yang pada dasarnya mencakup seluruh kawasan Laut China Selatan, dengan mengatakan bahwa Beijing tidak akan mengizinkan bangsa-bangsa lain untuk campur tangan terhadap apa yang dianggapnya hak-hak kedaulatannya atas kawasan vital yang strategis.

Wang Yi, saat berbicara kepada para wartawan di konferesi berita tahunan di Beijing, mengatakan bahwa tuntutan bangsa lain akan kebebasan navigasi di kawasan tersebut tidak memberikan hak untuk melakukan apapun yang mereka inginkan. Pernyataan ini tampaknya ditujukan kepada AS, yang telah mengirimkan kapal-kapal angkatan lautnya melewati terumbu karang tempat China sedang membangun pulau.

Wang berusaha menyangkal berbagai tuduhan tentang militerisasi China di kawasan tersebut dengan membangun berbagai fasilitas militer di atas pulau-pulau buatan. Ia mengatakan pembangunan yang dilakukan oleh China semata-mata hanya untuk tujuan pertahanan dan bangsa lainlah yang bersikap militeristik, bukannya China.

“Label sebagai yang paling bersikap militeristik tidak boleh disematkan kepada China. Label ini lebih dicocok untuk disematkan kepada negara-negara lainnya,” ujar Wang.

Selain mempertegas pulau-pulau di kawasan Laut China Selatan sebagai bagian “integral” wilayah China di mana “setiap warga China wajib mempertahankannya,” ia kembali menegaskan penolakan Beijing untuk bekerjasama dalam kasus Pengadilan Arbirtrase Internasional yang diajukan oleh Filipina menyangkut klaim kawasan yang dipersengketakan.

China telah melaksanakan program masif di kawasan Laut China Selatan dalam dua tahun terakhir dengan melakukan reklamasi lahan, menimbun pasir di atas terumbu karang dan menambahkan landasan pacu untuk pesawat serta fasilitas militer lainnya.

Negara-negara tetangga telah mengajukan keluhan tentang kegiatan yang meningkatkan ketegangan dengan mengubah status quo kawasan tersebut, yang termasuk salah satu jalu laut tersibuk di dunia dan tempat enam pemerintahan Asia memiliki klaim tumpang tindih.

Ketika ditanya apakah China akan mengizinkan wartawan-wartawan asing mengunjungi pulau-pulau itu, Wang menekankan bahwa pulau-pulau itu juga ditujukan untuk penggunaan oleh masyarakat sipil dan begitu pembangunan di daerah itu rampung, wartawan-wartawan asing akan diundang. [ww]

XS
SM
MD
LG