Kementerian Perdagangan China mengumumkan langkah tersebut setelah Washington memperluas daftar perusahaan China yang tunduk pada kontrol ekspor untuk peralatan pembuatan chip komputer, perangkat lunak, dan chip memori bandwidth tinggi. Chip semacam itu dibutuhkan untuk aplikasi canggih.
Peningkatan pembatasan perdagangan ini terjadi ketika Presiden terpilih Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif impor dari China dan negara-negara lain secara tajam, yang berpotensi meningkatkan ketegangan yang sudah ada sebelumnya mengenai perdagangan dan teknologi.
Kementerian Luar Negeri China juga mengeluarkan protes keras.
“China telah mengajukan protes keras kepada Amerika Serikat atas pembaharuan langkah-langkah kontrol ekspor semikonduktor, sanksi terhadap perusahaan-perusahaan China, dan penindasan terhadap kemajuan teknologi China,” kata Lin Jian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, dalam sebuah pengarahan rutin pada Selasa.
“Saya ingin menegaskan kembali bahwa China dengan tegas menentang Amerika Serikat yang memperluas konsep keamanan nasional secara berlebihan, penyalahgunaan langkah-langkah kontrol ekspor, dan sanksi sepihak yang ilegal dan long-arm jurisdiction terhadap perusahaan-perusahaan China,” kata Lin.
Long-arm jurisdiction merujuk pada kemampuan pengadilan di suatu negara yang mampu mengadili pihak lain, yang berada di luar wilayah kewenangannya. Dalam hal ini, pengadilan Amerika Serikat yang membuat keputusan hukum untuk perusahaan-perusahaan China. Mineral dari China digunakan dalam chip komputer, mobil, dan produk lainnya.
Pada Juli 2023, China mengatakan akan mewajibkan para eksportir untuk mengajukan permohonan lisensi untuk pengiriman bahan-bahan penting yang strategis seperti galium dan germanium ke Amerika Serikat.
Pada Agustus, Kementerian Perdagangan China mengatakan akan membatasi ekspor antimon, yang digunakan dalam berbagai produk mulai dari baterai hingga senjata, dan memberlakukan kontrol yang lebih ketat pada ekspor grafit.
Mineral-mineral tersebut dianggap penting untuk keamanan nasional. China adalah produsen utama antimoni, yang digunakan dalam pencegah api, baterai, kacamata penglihatan malam, dan produksi senjata nuklir, menurut laporan Komisi Perdagangan Internasional Amerika Serikat tahun 2021.
Pembatasan-pembatasan yang diumumkan oleh Beijing pada Selasa juga mencakup ekspor bahan super keras, seperti berlian dan bahan sintetis lainnya yang tidak dapat dimampatkan dan sangat padat. Bahan-bahan tersebut digunakan di banyak area industri seperti alat pemotong, rem cakram, dan lapisan pelindung. Persyaratan perizinan yang diumumkan China pada Agustus juga mencakup teknologi peleburan dan pemisahan serta mesin dan barang-barang lain yang terkait dengan bahan super keras tersebut.
China adalah sumber global terbesar untuk gallium dan germanium, yang diproduksi dalam jumlah kecil namun dibutuhkan untuk membuat chip komputer untuk ponsel, mobil dan produk lainnya, serta panel surya dan teknologi militer.
China mengatakan bahwa mereka melindungi diri dari pembatasan perdagangan Amerika Serikat.
Setelah pihak Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka menambahkan 140 perusahaan ke dalam “daftar entitas” yang mendapat pengawasan ekspor yang ketat, Kementerian Perdagangan China memrotes dan mengatakan akan bertindak untuk melindungi “hak-hak dan kepentingan” China. Hampir semua perusahaan yang terkena dampak pembatasan perdagangan terbaru Washington berbasis di China, meskipun beberapa di antaranya adalah perusahaan milik China di Jepang, Korea Selatan, dan Singapura.
Kedua pemerintah mengatakan bahwa kontrol ekspor masing-masing diperlukan untuk keamanan nasional.
Pemerintah China telah frustrasi dengan pembatasan Amerika terhadap akses ke chip prosesor canggih dan teknologi lainnya dengan alasan keamanan, namun sebelumnya berhati-hati dalam melakukan pembalasan. Ini mungkin untuk menghindari gangguan terhadap para pengembang chip, kecerdasan buatan, dan teknologi lainnya yang sedang berkembang di China.
Berbagai asosiasi industri China mengeluarkan pernyataan yang memprotes langkah Amerika Serikat untuk membatasi akses ke teknologi pembuatan chip canggih.
Asosiasi Produsen Mobil China mengatakan bahwa mereka menentang penggunaan keamanan nasional sebagai alasan untuk kontrol ekspor, “penyalahgunaan langkah-langkah kontrol ekspor, dan blokade dan penindasan jahat terhadap China.”
“Perilaku seperti itu secara serius melanggar hukum ekonomi pasar dan prinsip persaingan yang sehat, merusak tatanan ekonomi dan perdagangan internasional, mengganggu stabilitas rantai industri global, dan pada akhirnya merugikan kepentingan semua negara,” kata mereka dalam sebuah pernyataan. [my/ns]
Forum