China dan Korea Selatan melaporkan lebih banyak lagi pasien baru pengidap virus korona, Selasa (25/2). Sementara itu, bursa saham di Jepang menghadapi sesi sulit pada hari kedua berturut-turut menyusul kerugian global sehari sebelumnya dan Presiden AS Donald Trump meminta persetujuan dana 2,5 miliar dolar dari Kongres untuk memerangi wabah virus korona.
Para pejabat kesehatan China menyatakan ada 71 orang lagi tewas dan 508 penderita baru di sana, membuat jumlah mereka yang meninggal akibat virus korona yang mulai mewabah di negara itu dua bulan silam melebihi 2.663 orang sementara 77.500 lainnya tertular.
Korea Selatan menjadi negara yang paling parah terimbas wabah virus korona di luar China, dengan jumlah pasien yang bertambah menjadi sekitar 1.000 orang hari Selasa (25/2) dan 10 orang meninggal.
Pihak berwenang telah menunda dimulainya tahun ajaran baru, mensterilkan ruangan-ruangan di Majelis Nasional dan mendesak warga agar tinggal di rumah, jika mereka demam atau mengalami gejala gangguan pernapasan. Para pejabat juga menangguhkan dimulainya liga sepak bola domestik, dan pada hari Selasa (25/2), liga basket profesional menyatakan pertandingan akan berlangsung tanpa penonton.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-In, Selasa (25/2) menyebut situasi itu “sangat serius” sewaktu ia mengunjungi Daegu, tempat di mana sebagian besar pasien pengidap virus korona berlokasi. Moon berjanji pemerintah akan memberi dukungan penuh dan Korea Selatan akan “mencapai kemenangan” dalam perang melawan virus itu.
Iran melaporkan lonjakan pasien menjadi 95 orang dengan sedikitnya 15 orang meninggal.
Uni Emirat Arab mengumumkan melalui kantor berita pemerintah mengenai larangan penerbangan dari dan ke Iran, dalam menghadapi perebakan virus korona.
Pada hari Senin juga muncul laporan mengenai pasien pertama virus korona di beberapa negara, di antaranya Irak, Afghanistan, Kuwait, Bahrain dan Oman, masing-masing pasien ada kaitannya dengan Iran.
Sementara itu Sekjen PBB Antonio Guterres meminta pemerintah negara-negara di seluruh dunia agar “melakukan apapun yang diperlukan.”
“Semua negara, dan ini adalah masalah yang mempengaruhi banyak negara di dunia, semua negara harus melakukan apapun untuk bersiap-siap, dan semua negara harus melakukan semuanya, dengan menghormati prinsip nondiskriminasi, tanpa menstigmatisasi, menghormati HAM, melakukan semua yang mereka mampu untuk membendung penyebaran penyakit ini,” ujarnya.
Trump, Selasa (25/2) menyatakan China “bekerja sangat keras” dan menurutnya AS “dalam kondisi sangat baik” dalam hal ini. Hari Senin (24/2), pemerintahannya mengajukan permohonan dana 2,5 miliar dolar kepada kongres, dengan menyatakan uang tersebut akan ditujukan untuk membuat vaksin, dan untuk membeli pasokan bagi perawatan dan perangkat perlindungan diri. [uh/ab]