Para kapitalis China telah bergabung dengan jajaran orang terkaya di dunia, dan banyak di antaranya telah menjadi dermawan dan mendirikan yayasan swasta untuk mendukung kegiatan amal.
Namun pemerintah telah mengesahkan UU Amal baru sehingga Beijing dapat memandu aliran dana tersebut untuk kegiatan amal yang mereka dukung. Peraturan itu mewajibkan donor untuk memberitahu pemerintah tentang kontribusi mereka.
Langkah itu kemungkinan besar akan mempengaruhi fungsi dan kemandirian yayasan swasta yang dimiliki oleh perusahaan besar dan orang-orang kaya.
Sebagian besar orang kaya China memperoleh uang mereka karena dukungan pemerintah, dan terkait erat dengan Partai Komunis. Namun, banyak yang berpaling pada filosofi kapitalis Barat yang menjadi dermawan setelah kaya raya.
Anthony Saich, direktur Ash Center for Democratic Governance and Innovation di Harvard Kennedy School mengatakan kepada VOA, "Saya telah berbicara dengan banyak dari mereka. Mereka telah membaca hasil kerja Rockerfeller, Carnegie, dan mereka merasa mereka berada dalam posisi yang sama.” Dia menambahkan bahwa mereka sering kali meraup keuntungan melalui monopoli dan cara lain, dan sekarang mereka berpikir untuk memberikan kembali kepada masyarakat. Ini adalah tren yang berkembang di China. [as/uh]