Tautan-tautan Akses

China, Iran, dan Rusia Gelar Latihan Angkatan Laut Gabungan di Timur Tengah


Kapal perusak dengan peluru kendali milik Tentara Pembebasan Rakyat China Baotou (133) (kiri) berlayar dalam latihan gabungan antara Iran, Rusia, dan China di Teluk Oman dalam foto yang dirilis pada 10 Maret 2025. (Foto: Iranian Army Office/AFP)
Kapal perusak dengan peluru kendali milik Tentara Pembebasan Rakyat China Baotou (133) (kiri) berlayar dalam latihan gabungan antara Iran, Rusia, dan China di Teluk Oman dalam foto yang dirilis pada 10 Maret 2025. (Foto: Iranian Army Office/AFP)

Latihan pada hari Selasa itu menandai tahun kelima ketiga negara tersebut ikut serta dalam latihan militer gabungan.

China, Iran, dan Rusia menggelar latihan angkatan laut gabungan pada hari Selasa (11/3) di Timur Tengah, sebagai upaya unjuk kekuatan di kawasan yang masih gelisah atas program nuklir Teheran yang berkembang pesat dan di saat pemberontak Houthi Yaman mengancam akan melakukan serangan baru terhadap kapal-kapal yang melintas di kawasan.

Latihan gabungan tersebut, yang disebut Sabuk Keamanan Maritim 2025, berlangsung di Teluk Oman dekat Selat Hormuz yang strategis, muara sempit Teluk Persia yang dilalui seperlima dari seluruh minyak mentah yang diperdagangkan di seluruh dunia.

Di masa lalu, wilayah di sekitar selat tersebut telah menyaksikan Iran menyita kapal-kapal komersial dan melancarkan serangan yang diduga terjadi sejak Presiden Donald Trump pertama kali secara sepihak menarik Amerika dari kesepakatan nuklir Iran dengan negara-negara besar dunia.

Latihan pada hari Selasa itu menandai tahun kelima ketiga negara tersebut ikut serta dalam latihan gabungan. Latihan itu dilakukan setelah beberapa hari meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran saat Trump mengupayakan kesepakatan nuklir baru.

Baik China maupun Rusia tidak secara aktif berpatroli di Timur Tengah yang lebih luas, yang jalur perairannya tetap penting untuk pasokan energi global. Sebaliknya, mereka secara umum menyerahkannya kepada negara-negara Barat yang sebagian besar dipimpin oleh Armada ke-5 Angkatan Laut AS yang bermarkas di Bahrain.

Namun, baik China maupun Rusia memiliki kepentingan yang besar di Iran.

Bagi China, mereka terus membeli minyak mentah Iran meskipun menghadapi sanksi Barat, kemungkinan dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga global. Beijing juga tetap menjadi salah satu pasar utama untuk impor Iran.

Sementara itu, Rusia mengandalkan Iran untuk pasokan drone pembawa bom yang digunakannya dalam perang melawan Ukraina. [ab/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG