China memberlakukan lockdown di salah satu kota terbesar yang berpenduduk 17 juta orang pada Minggu (13/3). Langkah itu diambil ketika kasus virus corona di negara itu berlipat ganda menjadi hampir 3.400.
Shenzhen memerintahkan warganya untuk tidak keluar rumah sementara kota itu berusaha mengendalikan wabah varian Omicron, setelah wilayah tetangganya, Hong Kong dilanda virus itu.
Penguncian wilayah dan penangguhan transportasi umum akan berlangsung hingga 20 Maret, kata pemerintah kota. Pemkot menambahkan mereka akan melakukan tes massal sebanyak tiga kali.
Langkah itu memperluas lockdown sebelumnya yang diberlakukan di pusat bisnis kota itu.
Shenzhen melaporkan 66 infeksi baru pada Minggu (13/3) -- hanya sedikit dibandingkan 32.430 kasus baru di Hong Kong pada hari yang sama.
"Jika pencegahan dan pengendalian tidak diperkuat segera, hal itu bisa menyebabkan transmisi komunitas skala besar," kata pejabat kesehatan Shenzhen Lin Hancheng dalam sebuah pengarahan.
Lonjakan infeksi di seluruh China juga telah memicu pihak berwenang untuk menutup sekolah-sekolah di Shanghai dan lockdown di beberapa kota di timur laut, sementara 18 provinsi memerangi klaster Omicron dan Delta. [vm/lt]