Tautan-tautan Akses

China Gelar Karpet Merah untuk Para Pemimpin Afrika


Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu (kanan) tiba di Bandara Ibu Kota Beijing menjelang Forum Kerja Sama China-Afrika (FOCAC), pada 1 September 2024. (Foto: AFP)
Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu (kanan) tiba di Bandara Ibu Kota Beijing menjelang Forum Kerja Sama China-Afrika (FOCAC), pada 1 September 2024. (Foto: AFP)

China pada Senin (2/9) menggelar karpet merah untuk para pemimpin dari berbagai penjuru Afrika sebagai upaya untuk mempererat hubungan kerja sama. Beijing diketahui telah mengucuri benua kaya sumber daya itu dengan pinjaman senilai miliaran dolar untuk pembangunan dan infrastruktur.

Beijing mengatakan bahwa forum China-Afrika pada pekan ini akan menjadi acara diplomatik terbesarnya sejak pandemi COVID-19. Lebih dari selusin pemimpin dan delegasi diperkirakan menghadirinya.

China telah mengirim ratusan ribu pekerja ke Afrika untuk membangun proyek-proyek raksasanya sambil memanfaatkan sumber daya alam yang besar di benua itu yang mencakup tembaga, emas, lithium dan berbagai mineral langka.

Pinjamannya yang sangat besar telah mendanai infrastruktur di sana, tetapi juga memicu kontroversi karena membebani negara-negara itu dengan utang sangat besar.

Penyambutan kedatangan Presiden Mozambik Filipe Nyusi saat tiba di Bandara Ibu Kota Beijing, menjelang Forum Kerja Sama China-Afrika (FOCAC), 2 September 2024. (Foto: via AP)
Penyambutan kedatangan Presiden Mozambik Filipe Nyusi saat tiba di Bandara Ibu Kota Beijing, menjelang Forum Kerja Sama China-Afrika (FOCAC), 2 September 2024. (Foto: via AP)

China, ekonomi terbesar kedua dunia, adalah mitra dagang terbesar Afrika, dengan nilai perdagangan bilateral mencapai $167,8 miliar pada semester pertama tahun ini, menurut media pemerintah China.

Keamanan diperketat di seluruh Beijing. Jalan-jalan dan halte-halte bus dihiasi spanduk yang menyatakan China dan Afrika “bergandeng tangan untuk masa depan yang lebih cerah.”

Di antara para pemimpin yang hadir di ibu kota adalah Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, yang tiba pada Senin pagi. Dalam lawatan empat harinya ke China, Ramaphosa juga akan mengunjungi kota Shenzhen, pusat teknologi China di bagian selatan negara itu.

Perdagangan antara China dan Afrika Selatan meningkat hingga $38,8 miliar pada 2023, menurut kantor presiden Afrika Selatan.

Ramaphosa bertemu dengan pemimpin China Xi Jinping pada hari Senin, kata kantor berita pemerintah Xinhua.

China dan Afrika Selatan diperkirakan akan menandatangani sejumlah kesepakatan yang berpusat pada “peningkatan kerja sama ekonomi dan implementasi kerja sama teknis,” kata kantor Ramaphosa.

Perluas pengaruh

Xi juga bertemu dengan Presiden Republik Demokratik Kongo (DRC) Felix Tshisekedi pada Senin, kata kantor berita Xinhua.

China memiliki kehadiran yang signifikan di DRC, di mana Beijing ingin memanfaatkan sumber daya alam DRC yang melimpah yang mencakup tembaga, emas, lithium dan mineral langka.

Namun, China menghadapi sejumlah masalah keamanan di sana. Sumber-sumber DRC memberitahu kantor berita AFP pada Juli lalu bahwa serangan milisi di sebuah lokasi penambangan di provinsi Ituri yang kaya emas telah menewaskan sedikitnya empat warga negara China

Presiden China Xi Jinping dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menghadiri Dialog Meja Bundar Pemimpin China-Afrika di Johannesburg, Afrika Selatan, 24 Agustus 2023. (Foto: REUTERS)
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menghadiri Dialog Meja Bundar Pemimpin China-Afrika di Johannesburg, Afrika Selatan, 24 Agustus 2023. (Foto: REUTERS)

Para pemimpin dari Djibouti – di mana China memiliki pangkalan militer pertamanya di luar negeri – juga Guinea Khatulistiwa, Nigeria, Mali dan lain-lainnya, juga tiba di Beijing pada hari Minggu dan Senin.

Pinjaman Beijing untuk negara-negara Afrika tahun lalu adalah yang tertinggi dalam lima tahun, demikian hasil riset dari lembaga Chinese Loans to Africa Database. Para debitor utama adalah Angola, Ethiopia, Mesir, Nigeria dan Kenya.

Namun, data menunjukkan bahwa pinjaman itu turun banyak dibandingkan jumlah pinjaman yang tinggi pada tahun 2016, yang jumlahnya mencapai hampir $30 miliar.

Pinjaman itu juga semakin banyak diberikan untuk bank-bank setempat, kata para peneliti, yang membantu menghindarkan “terpaparnya para kreditor China pada risiko kredit yang terkait dengan negara-negara itu.”

Para analis mengatakan pelambanan ekonomi di China telah membuat Beijing semakin enggan mengucurkan pinjaman dalam jumlah besar.

Pertemuan puncak pekan ini berlangsung sementara para pemimpin Afrika melihat persaingan yang lebih besar antara AS dan China atas sumber daya dan pengaruh di benua itu.

Washington telah memperingatkan tentang apa yang dianggapnya sebagai pengaruh buruk Beijing.

Gedung Putih mengatakan pada 2022 bahwa China berusaha “memajukan kepentingan geopolitik dan komersialnya yang sempit (dan} melemahkan transparansi dan keterbukaan.” [uh/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG