China, Selasa (17/3), mengatakan mengusir wartawan dari tiga surat kabar utama AS, yaitu The New York Times, The Washington Post dan The Wall Street Journal. Pengusiran itu adalah tanggapan atas apa yang dikatakan para pejabat "pembatasan yang tidak beralasan pada kantor-kantor media China."
Selain itu, Beijing memerintahkan dua kantor berita lainnya, majalah Time dan kantor berita independen yang didanai pemerintah Amerika, Voice of America, untuk memberikan rincian informasi kepada otoritas China mengenai pekerjaan mereka di China.
Kredensial pers untuk wartawan Times, Journal, dan Post akan berakhir pada akhir tahun, tetapi Beijing memerintahkan mereka untuk menyerahkan kartu pers mereka dalam 10 hari.
China mengatakan wartawan AS "tidak akan diizinkan melanjutkan pekerjaannya sebagai wartawan di Republik Rakyat China, termasuk Wilayah Administratif Khusus Makau dan Hong Kong." Kedua wilayah itu adalah semi-otonom dan seharusnya ada lebih banyak kebebasan pers daripada di China daratan.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengecam aksi China itu.
“Saya menyesali keputusan China hari ini yang menutup lebih jauh kemampuan dunia untuk melakukan kegiatan pers bebas yang terus terang akan sangat baik bagi rakyat China. Ini sangat disayangkan. Saya harap mereka mempertimbangkannya kembali," ujar Pompeo.
Para wartawan dari tiga kantor berita itu secara agresif melaporkan wabah viruskorona yang berasal dari China ketika pertama kali menjadi masalah kesehatan regional yang kemudian menjadi pandemi global dengan konsekuensi menghancurkan.
Ketiga surat kabar itu juga melaporkan masalah-masalah lain yang dianggap sensitif oleh pihak berwenang China, termasuk pemusnahan kaum Muslim di wilayah Xinjiang dan bisnis para pemimpin China, termasuk Presiden Xi Jinping.[my/ft]
