Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Selasa (9/4) mengatakan Beijing akan memperkuat kerja sama strategis dengan Moskow dan bahwa keduanya harus bersikap adil terhadap satu sama lain saat ia bertemu dengan rekannya dari Rusia, Sergei Lavrov.
Lavrov tiba di China untuk kunjungan resmi selama dua hari, Senin (8/4), dan kedua negara berupaya memperdalam hubungan diplomatik seiring dengan berlanjutnya perang Rusia di Ukraina.
Rusia dan China dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan kontak, dan kemitraan strategis mereka semakin erat sejak invasi Ukraina.
Lavrov mengadakan diskusi dengan Presiden Xi Jinping pada Selasa sore (9/4), kata media pemerintah China, dalam pertemuan yang sebelumnya dirahasiakan.
Stasiun televisi pemerintah CCTV menunjukkan rekaman kursi-kursi yang disusun mengelilingi meja mengkilap di sebuah ruangan mewah di Aula Besar Rakyat Beijing menjelang perundingan.
Dalam pertemuan sebelumnya pada hari Selasa (9/4), Wang berjanji: “China akan mendukung pembangunan stabil Rusia di bawah kepemimpinan (Vladimir) Putin.”
“Beijing dan Moskow akan terus memperkuat kerja sama strategis di panggung dunia dan saling memberikan dukungan kuat,” kata Wang, menurut kantor berita Rusia RIA Novosti. “Di bawah kepemimpinan kuat Presiden Putin, rakyat Rusia akan memiliki masa depan cerah,” ujarnya.
Lavrov, pada gilirannya, berterima kasih kepada China atas “dukungan” mereka setelah terpilihnya kembali Presiden Putin baru-baru ini, di mana ia tidak tertandingi oleh oposisi yang berarti.
“Xi Jinping… termasuk orang pertama yang mengirimkan ucapan selamat kepada presiden terpilih Putin, dan kami secara keseluruhan berterima kasih kepada teman-teman China atas dukungan ini,” kata Lavrov, menurut video pertemuan yang diposting oleh suratkabar Russia, Izvestia, di Telegram.
“Hasil pemilu menegaskan kepercayaan mendalam rakyat Rusia terhadap pemimpin kami dan kebijakan dalam dan luar negeri yang sedang berlangsung,” tambahnya, menurut RIA Novosti.
“Hal ini juga berlaku dalam upaya memperkuat interaksi strategis dan kemitraan dengan RRT,” kata diplomat tertinggi Rusia tersebut, merujuk pada China dengan akronim resminya. [ab/ns]
Forum