Presiden Joko Widodo siap mengembangkan cara-cara baru untuk mencapai target menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari lima negara dengan tingkat perekonomian tertinggi di dunia pada tahun 2045. Hal ini disampaikannya dalam pidato kenegaraan seusai pelantikan di Gedung DPR, Jakarta, Minggu sore (20/10).
“Mimpi kita di tahun 2045, PDB mencapai tujuh triliun dolar dan Indonesia masuk lima besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen. Kita harus menuju ke sana. Kita sudah hitung, sudah kalkulasi, target tersebut sangat masuk akal,” ujar Jokowi di hadapan 516 anggota DPR-MPR yang menghadiri acara pelantikan.
Namun presiden mengakui bahwa hal itu tidak mudah dan hanya dapat dicapai dengan kerja keras dan produktif. Ia juga menggarisbawahi keharusan mengembangkan cara dan nilai baru, “agar jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas yang monoton.”
Siap Undang Talenta Global
Presiden memberikan salah satu contoh cara baru yang ingin dilakukan dalam mencapai target pembangunan sumber daya manusia yaitu dengan mengundang talenta global, membentuk endowment fun dan mengoptimalkan kerjasama dengan industri. Jokowi juga menargetkan pembangunan infrastruktur “yang menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi, yang mempermudah akses ke kawasan wisata, yang mendongkrak lapangan kerja baru, yang mengakselerasi nilai tambah perekonomian rakyat.”
Pangkas Birokrasi, Eselon Jadi Dua Tingkat Saja
Memangkas regulasi, menyederhanakan birokrasi -termasuk dengan penyederhanaan eselon menjadi dua tingkat saja- dan transformasi ekonomi “dari ketergantungan pada sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah bagi kemakmuran” adalah tiga target utama lain yang ingin dicapai presiden dalam lima tahun ke depan.
Jokowi menggarisbawahi niatnya mencapai hasil semaksimal mungkin.
“Saya sering mengingatkan para menteri, tugas kita bukan hanya membuat dan melaksanakan kebijakan, tetapi membuat masyarakat menikmati pelayanan, menikmati hasil pembangunan,” ujarnya.
Ditambahkannya, ia tak segan-segan memeriksa langsung di lapangan apakah kebijakan dan anggaran yang ditargetkan sudah benar-benar terwujud dan dirasakan masyarakat. “Cara mengeceknya itu mudah. Lihat saja ketika kita mengirim pesan melalui SMS atau WA (WhatsApp.red). Ada sent yang artinya telah terkirim. Ada delivered yang artinya telah diterima. Tugas kita menjamin delivered, bukan hanya menjamin sent, ujar presiden menggunakan metafora komunikasi melalui telepon.
Pejabat Tak Serius Capai Pembangunan Akan Dicopot
Jokowi menegaskan tidak akan segan-segan mencopot pejabat yang tidak serius menjamin tercapainya tujuan program pembangunan.
“Bagi yang tidak serius, saya tidak akan memberi ampun. Saya pastikan, pasti saya copot.” [em/ah]