Penyelidikan terhadap kematian Sandra Bland, 28 tahun, terus berlanjut di Waller County, Texas, di tengah keraguan keluarga, kerabat dan aktivis hak sipil warga kulit hitam bahwa Bland mengakhiri nyawanya sendiri. Tapi, statistik nasional menunjukkan bahwa tragedi semacam ini umum terjadi.
Kemungkinan bunuh diri mencapai dua kali lipat di rumah tahanan dibandingkan di penjara atau di tengah masyarakat pada umumnya, menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC). Rumah tahanan adalah di mana seseorang yang tersangkut tuduhan pertama kali diproses sebagai bagian dari sistem peradilan pidana, di mana penjara atau lembaga pemasyarakatan menampung mereka yang telah melalui proses hukum dan pada umumnya sudah lebih terbiasa terhadap kehidupan di balik jeruji.
Psikolog Tom Ellis, seorang pakar dari Menninger Clinic di Houston mengatakan dijebloskan ke tahanan adalah sesuatu yang mengejutkan bagi kebanyakan orang.
"Sesuatu yang bisa dipandang sebagai sebuah cobaan bagi seseorang, bisa dipandang sebagai bencana besar bagi individu lain," katanya.
Ellis mengatakan orang di tahanan secara tiba-tiba terputus hubungannya dengan dunia yang mereka kenali. Pikiran buruk dan berbagai perasaan negatif dapat melanda hingga menimbulkan rasa putus asa.
"Perasaan Anda sendiri di dunia ini dengan penderitaan dan rasa sakit dan situasi Anda dapat mendorong secara signifkan seseorang untuk bunuh diri," katanya.
Pengasingan dapat memicu pikiran untuk bunuh diri, menurut Ellis. Petugas departemen sheriff Waller County menempatkan Bland di dalam sel seorang diri dan mengecek keadaanya beberapa kali. Tapi bila seseorang terlihat berisiko bunuh diri, pemantauan terus-menerus mungkin diperlukan, yang boleh jadi tidak dapat dilakukan dengan sumber daya sebuah rumah tahanan kecil.
Bland mengisi formulir informasi kesehatan saat ditahan tanggal 10 Juli. Di dalamnya, ia menulis bahwa ia pernah sekali mencoba bunuh diri. Ia juga menyebut ia menderita epilepsi.
Dr. Nathan Fountain, profesor dari University of Virginia yang menjadi penasehat bagi Yayasan Epilepsi, mengatakan orang dengan epilepsi memiliki tingkatan depresi yang lebih tinggi lebih dari orang lain pada umumnya.
Ia mengatakan depresi dan pikiran untuk bunuh diri lebih kentara pada pasien epilepsi dengan jenis spesifik.
"Ada kondisi-kondisi tertentu dan tipe-tipe tertentu epilepsi yang memiliki keterkaitan lebih besar dengan depresi dibanding orang lainnya karena ini menyerang bagian otak yang sama dengan depresi," kata Fountain.
Fountain mengatakan pengobatan yang digunakan untuk mencegah kejang epilepsi hanya kecil kemungkinannya menyebabkan depresi dan harus diberikan kepada tahanan penderita epilepsi.
Kini berlangsung dua penyelidikan terpisah mengenai kematian Bland, tapi apakah mereka pada akhirnya akan mengukuhkan bunuh diri sebagai penyebab kematiannya atau tidak, situasi yang menyebabkan ia ditahan dan penahanannya boleh jadi mendorong Bland mengakhiri nyawanya sendiri.