Siap-siap! 'Gebrakan Taylor Swift' akan segera merambah Asia Tenggara. Singapura berhasil menjadi sorotan karena berhasil memanfaatkan momen tersebut. Negara Singa itu berhasil meraup keuntungan besar dari ledakan industri pariwisata yang dipicu oleh pertunjukan Taylor Swift, yang memilih Singapura menjadi sebagai satu-satunya destinasi konser di wilayah ini.
Lebih dari 300.000 penggemar dari sejumlah negara- akan menikmati enam pertunjukan Eras Tour superstar AS yang tiketnya ludes terjual di Stadion Nasional pada 2-9 Maret.
Ingrid Delgado, seorang warga Filipina yang baru saja lulus, akan menonton konser Swift pada 4 Maret. Ia mengatakan dia membeli "gaun baru yang berkilauan" khusus untuk menghadiri acara tersebut. Namun, ia kesulitan menemukan hotel yang terjangkau.
“Sudah banyak yang dipesan, jadi saya harus memesan hotel yang lebih mahal,” katanya.
Fullerton Hotels and Resorts, serta Fairmont Hotel, memberitahu AFP bahwa ada peningkatan permintaan kamar selama periode konser.
Bagi yang memiliki uang lebih, memilih paket mewah di Marina Bay Sands yang dinamakan sesuai dengan lagu-lagu hit Swift, seperti "Shake it Off" dan "Stay Stay Stay".
Paket "Wildest Dreams" hotel dibanderol seharga SG$50.000 atau hampir mencapai Rp581,9 juta yang meliputi tiket VIP, santapan mewah, kamar hotel, transfer limusin, dan tiket masuk ke tempat-tempat wisata.Hotel tersebut mengatakan kepada AFP bahwa semua paketnya telah ludes terjual.
Singapore Airlines dan Malaysia Airlines mencatat adanya peningkatan permintaan untuk penerbangan menuju Singapura, tetapi mereka tidak bisa mengonfirmasi apakah peningkatan tersebut sepenuhnya disebabkan oleh "Efek Swift".
Kontingen besar Swifties Malaysia akan menyeberang ke negara tetangga Singapura.
Di Filipina, maskapai penerbangan hemat Cebu Pacific mengubah nomor penerbangan biasanya untuk pesawat tujuan Singapura menjadi "1989" -- tahun kelahiran Swift dan judul album kelimanya -- untuk periode 1-9 Maret.
Karpet Merah
Namun tidak semua pihak senang ketika Singapura diumumkan menjadi satu-satunya tujuan konser Taylor Swift di Asia Tenggara, termasuk para penggemar dan pemerintah di beberapa negara tetangga.
Perjalanan ke Singapura menjadi mahal bagi banyak orang di wilayah ini karena nilai tukar mata uang yang tinggi, terutama dengan harga paket hotel mewah yang tinggi.
Beberapa orang juga keberatan dengan dukungan finansial yang diberikan Singapura untuk menyelenggarakan tur konser Taylor Swift yang memecahkan rekor di negara tersebut.
Para pejabat dari Kementerian Kebudayaan dan Dewan Pariwisata Singapura, dengan alasan kerahasiaan bisnis, pekan lalu menolak mengatakan berapa jumlah yang dibayarkan, atau apakah kesepakatan eksklusivitas telah ditandatangani untuk menjadikan Singapura sebagai satu-satunya tujuan konser di Asia Tenggara.
Hal ini menyusul laporan bahwa Perdana Menteri Srettha Thavisin mengatakan kepada forum bisnis di Bangkok bahwa Singapura memang telah membuat kesepakatan semacam itu.
Para pejabat Singapura tidak menanggapi komentar Srettha secara langsung, tetapi mengatakan bahwa konser Swift "kemungkinan besar akan menghasilkan manfaat yang signifikan bagi perekonomian Singapura".
Singapura telah menggelar karpet merah bagi banyak artis internasional, seperti Blackpink, Harry Styles, dan Ed Sheeran, sejak mengakhiri pembatasan pandemi COVID-19.
Coldplay menggelar enam konser yang tiketnya laris manis pada Januari. Sejumlah artis lainnya seperti Bruno Mars, Sum 41, dan Jerry Seinfeld juga sudah dijadwalkan akan tampil di negara tersebut.
“Singapura mulai membuka diri lebih cepat dibandingkan negara lain setelah pandemi ini dan keunggulan negara ini sebagai penggerak pertama serta upaya bersama untuk menarik penampil, mengadakan acara, dan konvensi telah berhasil,” kata Song Seng Wun, penasihat ekonomi untuk CGS International, kepada AFP.
“Momentum itu telah meningkat.”
Jangan Kehilangan Uang
Saat tiket mulai dijual tahun lalu, jutaan orang berlomba-lomba untuk mendapatkannya, yang mengakibatkan peningkatan kasus penipuan online yang menargetkan penggemar Swift yang putus asa.
Polisi Singapura bahkan merilis video media sosial dengan tagline: "Jangan cepat kehilangan uang, beli tiket dengan aman."
Meskipun menyadari risikonya, Ericko Dimas Pamungkas, yang berusia 25 tahun dan tinggal di Jakarta, menggunakan tiga perangkat untuk masuk dan mendapatkan nomor antrean tiket.
Swift telah mengalami transformasi dari seorang penyanyi dengan lirik yang menarik menjadi seorang pembisnis yang cerdas dan salah satu bintang pop terbesar di dunia. Para penggemarnya percaya bahwa ada banyak hal yang bisa dipelajari dari perjalanan karier penyanyi berusia 34 tahun tersebut. [ah/rs]
Forum