Program Pendidikan Global diselenggarakan selama beberapa minggu mulai 1 November hingga 15 Desember 2020 di sekolah-sekolah negeri di Washington DC.
“Selama minggu Pendidikan Global di Wahington DC kami memiliki berbagai lokakarya dan berbagai hal, lintas negara," kata Rosalind Lamont, seorang guru di Watkins Elementary School.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington DC bersama organisasi pelestari Bahasa Bali, BASAbali menyumbangkan 500 buku komik superhero Bali “Luh Ayu Manik Mas” kepada sekolah-sekolah negeri dan 93 buku untuk sejumlah perpustakaan di Washington DC.
Watkins Elementary School adalah sekolah negeri pertama yang menyelenggarakan pembacaan buku komik “Luh Ayu Manik Mas” pada tanggal 16 November, diikuti oleh 29 siswa kelas 5 dan 6. Program ini dianggap mengonfirmasi pengetahuan siswa mengenai upaya pelestarian lingkungan secara global.
Rosalind Lamont mengatakan murid-murid senang belajar melalui buku komik.
“Mereka sangat bersemangat ketika mendapat buku komik dan mengetahui ada superhero remaja putri yang membantu membersihkan lingkungan, jadi mereka menemukan sedikit persamaan dengannya. Mereka sangat senang dan memiliki banyak pertanyaan menarik untuk pengarangnya selama lokakarya virtual,” katanya.
Ia juga menambahkan melalui buku komik ini siswa belajar dan menghormati perbedaan budaya di dunia dan menumbuhkan rasa persahabatan.
Mossi Tull adalah murid kelas lima di Watkins Elementary School yang mengikuti program ini. superhero favoritnya adalah Black Panther, tapi ia juga menyukai superhero asing yang menyelamatkan Planet Bumi.
"Saya sangat menyukainya karena membahas mengenai lingkungan, yang menjadi perhatian saya dan saya anggap sebagai masalah besar. Menurut saya, banyak orang harus mencurahkan perhatian pada hal itu. Saya juga menyukai buku ini karena menceritakan apa yang dilakukan orang selama pandemi ini," paparnya.
Istri Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, Bianca Adinegoro Lutfi, yang turut mendampingi program pembacaan buku komik ini, berbagi pengalaman dan saran kepada anak-anak AS mengenai pengenalan budaya dan persahabatan antarnegara lewat sahabat pena.
"Tulis, kemudian nanti kirim, nanti ada perangkonya, tapi mereka tetap bersikeras email lebih cepat. Lalu saya bilang, di Indonesia ada daerah-daerah yang tidak terjangkau, tidak ada wifi dan mereka baru mengerti. Tapi lucu cara berpikir anak-anak ini, tentu berbeda dari waktu kita kecil," katanya.
Bianca A. Lutfi menambahkan program pendidikan global dan pembacaan komik Indonesia ini memperkenalkan khasanah bahasa asing pada murid AS.
“Anak-anak di sekolah ini juga diajari Bahasa Indonesia sedikit, selamat datang, dan bahasa Bali sedikit karena bukunya ada tiga bahasa."
Seri komik petualangan “Luh Ayu Manik Mas” untuk edisi pelestarian lingkungan kali ini secara khusus ditulis oleh siswa di AS bersama penulis dan editor Luh Ayu Manik Mas. [my/em]