Ledakan bom melukai sedikitnya 18 orang di sebuah kota di Filipina selatan. Sejumlah pejabat setempat mengatakan, serangan itu kemungkinan ancaman yang dilakukan untuk menuntut uang keamanan, atau aksi pembalasan yang dilakukan kelompok-kelompok militan Muslim.
Komandan militer setempat Mayor Jenderal Cirilito Sobejana mengatakan, bom itu meledak dekat sebuah restoran kecil di kota Isulan, di provinsi Sultan Kudarant. Sebelumnya dikabarkan, sejumlah orang tak dikenal memaksa pemilik restoran itu membayar uang keamanan kepada mereka, namun ia menolaknya.
Sobejana mengatakan, serangan itu kemungkinan juga dilancarkan militan Muslim yang tergabung dalam kelompok Pejuang Kemerdekaan Bangsamoro.
Ledakan itu melukai sedikitnya 18 orang, termasuk anak-anak, dan merusak restoran tersebut beserta isinya.
Meskipun pengamanan telah diperketat, Isulan mengalami serangkaian pemboman dalam beberapa bulan terakhir yang diduga dilancarkan para tersangka militan Muslim. Kota itu terletak di kawasan yang miskin di mana pemerintah dan kelompok pemberontak Muslim terbesar telah sepakat memberlakukan hak otononomi.
Kesepakatan yang ditengahi Malaysia ini, akan mengharuskan sekitar 12.000 pejuang yang tergabung dalam Front Pembebasan Islam Moro meletakkan senjata mereka. Namun kelompok Pejuang Kemerdekaan Bangsamoro dan kelompok-kelompok kecil lain yang beraliansi dengan ISIS menolak kesepakatan perdamaian itu dan bersumpah akan terus memerangi pasukan pemerintah. [ab]