Para pejabat di Afghanistan mengatakan, sebuah ledakan bom menghancurkan sebuah minibus yang membawa sejumlah pegawai pemerintah di Kabul, Senin (3/6), menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai 10 lainnya.
Serangan maut di ibu kota itu terjadi pada malam menjelang Idul Fitri, dan bertepatan dengan kunjungan Utusan Khusus AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad ke kawasan tersebut. Ia dijadwalkan akan melangsungkan putaran baru pembicaraan perdamaian dengan sejumlah utusan Taliban yang berbasis di Qatar untuk mengakhiri perang di Afghanistan yang telah berlangsung 17 tahun.
Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Nasrat Rahimi, mengatakan sebuah bom rakitan digunakan dalam serangan itu, dan para korban umumnya adalah staf dari Komisi Independen Reformasi Pemerintahan dan Layanan Sipil Afghanistan.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Serangan itu berlangsung sehari setelah tiga ledakan bom terpisah mengguncang Kabul, menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai 24 lainnya hari Minggu (2/6). Kelompok ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan itu, dan mengklaim bahwa serangan-serangan tersebut menewaskan 33 warga Syiah, jurnalis dan tentara.
Serangan Senin itu terjadi tidak lama setelah PBB menyerukan kepada para pemberontak Taliban dan pasukan Afghanistan dukungan AS untuk menghentikan kekerasan sehingga memberi kesempatan kepada rakayat Afghanistan untuik merayakan Idul Fitri. (ab)