Boeing mengatakan pihaknya hampir menyelesaikan peningkatan kemampuan piranti lunak atas sistem anti-stall atau pencegah kehilangan daya angkat pada pesawat jenis 737 MAX yang diduga menjadi penyebab dua kecelakaan baru-baru ini.
Pimpinan Boeing, yang telah memberi penjelasan singkat kepada sekitar 200 pilot dan eksekutif maskapai penerbangan di markas besarnya di Seattle, Rabu (27/3), mengatakan piranti baru itu telah diuji secara luas.
“Kami akan melakukan semua hal yang dapat dilakukan untuk memastikan agar kecelakaan seperti itu tidak pernah terjadi lagi,” ujar Wakil Presiden Bidang Teknik Boeing Mike Sinnett.
Ditambahkannya, perusahaan itu “sangat terkena dampak dari banyaknya korban tewas” dari kecelakaan tragis pesat Ethiopia yang menewaskan 157 orang dua minggu lalu, hanya berselang lima bulan dari kecelakaan serupa di Indonesia yang menewaskan 189 orang.
Tim penyelidik mengatakan mereka telah melihat adanya persamaan dalam kedua musibah itu dan memperkirakan sistem anti-stall pada pesawat Boeing berulang kali mendorong hidung pesawat ke bawah, meskipun pilot berupaya keras mempertahankan kendali pesawat itu.
Boeing mengatakan piranti lunak yang baru dirancang untuk mengganti pesan apa pun yang datang dari sistem itu dan memudahkan pilot mengatasi sistem yang memaksa hidung pesawat turun ke bawah.
Tetapi mungkin masih perlu waktu sebelum seluruh pesawat Boeing 737 MAX 8 yang kini dilarang terbang dapat beroperasi lagi.
Otoritas federal Amerika harus memberikan persetujuan atas pembaruan piranti lunak dan pelatihan pilot, dan program baru itu harus dipasang di setiap pesawat terbang. Persetujuan oleh otoritas penerbangan di negara-negara lain bervariasi.
Boeing, Rabu, mengatakan pihaknya tidak membutuhkan pengawasan federal lebih jauh ketika mengembangkan dan membuat pesawat terbang.
“737 adalah pesawat terbang yang aman. 737 adalah kelompok pesawat yang aman dan 737 MAX dibangun berdasarkan sejarah keselamatan yang telah kita saksikan selama hampir 50 tahun,” ujar Sinnett.[em]