Tautan-tautan Akses

BNPB: 4 Negara Sudah Peringatkan Warganya agar Waspadai Gunung Agung


Kepala pusat data informasi dan hubungan masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di kantornya, Senin 25/9. (Foto: VOA/Fathiyah).
Kepala pusat data informasi dan hubungan masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di kantornya, Senin 25/9. (Foto: VOA/Fathiyah).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan saat ini sudah ada empat negara yang telah mengeluarkan peringatan agar warganya mewaspadai Gunung Agung yang saat ini masuk dalam fase kritis.

Bali identik sebagai surga wisata, khususnya bagi para pelancong asing. Karena itu, situasi kritis akibat meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Agung di Pulau Dewata itu telah memicu kekhawatiran banyak pihak.

Dalam jumpa pers di kantornya, Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan bencana menjadi masalah sensitif di Bali karena dapat mempengaruhi jumlah wisatawan berkunjung ke pulau tersebut. Dia menambahkan pemerintah sudah menargetkan tahun ini bisa menggaet 5,5 juta pelancong dari beragam negara.

Sutopo mengatakan BNPB mendapat banyak pertanyaan dari kedutaan-kedutaan besar dan wisatawan asing yang tengah berada di Bali mengenai kondisi terakhir Gunung Agung.

"Beberapa negara sudah mengeluarkan travel advise, Amerika, Inggris, Australia, Singapura, sudah menyampaikan peringatan kepada warganya yang berkunjung ke Bali agar berhati-hati, tidak masuk ke sekitar Gunung Agung," kata Sutopo.

Sutopo menjelaskan sampai saat ini masih ada warga dalam radius bahaya letusan Gunung Agung yang tidak mau diungsikan. Dia menambahkan para petugas evakuasi berupaya membujuk agar mereka mau meninggalkan lokasi karena gunung setinggi 3.031 meter di atas permukaan air laut ini telah dtingkatkan ke level "awas" dari sebelumnya "siaga" sejak 22 September 2017.

Lebih lanjut Sutopo mengatakan sebagian warga tidak mau mengungsi itu beralasan Gunung Agung belum meletus. Mereka juga khawatir mengenai nasib hewan ternak mereka jika harus mengungsi.

Meski begitu, Sutopo menambahkan warga bermukim di sekitar lereng Gunung Agung mesti dipuji. Sebab ketika status Gunung Agung dinaikkan ke level "awas" ribuan orang mengungsi secara sukarela.

"Sampai dengan siang ini (kemarin), jumlah pengungsi 48.540 jiwa yang tersebar di 301 titik di sembilan kabupaten di wilayah Bali. Data ini pasti akan bertambah karena belum semuanya selesai kita lakukan pendataan," lanjutnya.

Sutopo mengakui data jumlah pengungsi berbeda antara siang dan malam. Sebab kalau siang para pengungsi itu kembali ke rumah masing-masing untuk memberi makan hewan ternak dan melihat kondisi pertanian mereka. Sore menjelang malam, baru mereka kembali ke tempat pengungsian. Sejauh ini sudah sekitar dua ribu ekor sapi diungsikan.

Menurut Sutopo, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika telah menetapkan tanggap darurat Gunung Agung berskala provinsi. Sehingga gubernur mengambil alih tanggung jawab penanganannya. Bupati dan wali kota di Bali tetap bertanggung jawab menangani di wilayah masing-masing.

Sedangkan pemerintah pusat, melalui BNPB, mengkoordinasikan seluruh potensi nasional - TNI, Polri, Badan SAR Nasional, Kementerian Sosial, Kementerian Pekerjaaan Umum, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan dan sebagainya - untuk memberikan pendampingan dan dukungan.

Sutopo menekankan bantuan bagi para pengungsi di Bali terus disalurkan. Dia mengatakan hari ini Presiden Joko Widodo direncanakan mengunjungi beberapa tempat pengungsian di Bali.

Sutopo menegaskan BNPB menyiapkan dana siaga untuk membantu menangani para pengungsi di Bali. Dia mengungkapkan BNPB setiaptahun memiliki dana cadangan rawan bencana sebesar Rp 4 triliun, sebanyak Rp 2 triliun digunakan untuk tanggap darurat dan Rp 2 triliun lagi untuk pasca bencana. Sejauh ini, tambah Sutopo, BNPB sudah menyerahkan bantuan dana Rp 1 miliar kepada bupati Karangasem, Bali.

BNPB: 4 Negara Sudah Peringatkan Warganya agar Waspadai Gunung Agung
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:22 0:00

Menurut Sutopo, ke mana arah abu dari letusan Gunung Agung nantinya akan tergantung dari arah angin. Kalau terjadi letusan sekarang sampai Oktober, angin dominan ke arah barat daya. Otomatis abu letusan akan tiba hingga Jawa Timur. Tapi kalau letusan terjadi November, Desember, atau Januari, angin dominan ke arah timur, sehingga berdampak terhadap wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan Kementeriannya sudah menyiapkan rencana tanggap daruratnya. Menurutnya apabila Gunung Agung meletus, maka Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar terpaksa ditutup. Penerbangan, tambahnya, akan dialihkan ke beberapa bandar udara, termasuk di Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Lombok, dan Balikpapan. Pelabuhan Gilimanuk dan Padangbai juga sudah disiagakan untuk proses evakuasi.

"Kami sudah menyiapkan satu rencana. Kalau ada masalah (meletus) kita ke Banyuwangi, Praya, Semarang, Yogya, Ujung Pandang dan beberapa," kata Budi Karya. [fw/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG