Tautan-tautan Akses

BMKG Minta Pemudik Waspadai Jalur Tengah dan Barat Sumatera, Juga Jawa Barat dan Banten


Jutaan warga melakukan mudik ke kampung halaman dalam rangka Idul Fitri (foto: dok).
Jutaan warga melakukan mudik ke kampung halaman dalam rangka Idul Fitri (foto: dok).

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta pemudik mewaspadai beberapa wilayah di Sumatera – dari Aceh sampai Lampung – yang akan diguyur hujan, sehingga rawan terjadi tanah longsor. Kondisi serupa diperkirakan juga akan dialami sebagian daerah di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara.

Arus mudik sudah mulai mengalir dari Jakarta dan kota-kota besar lainnya ke berbagai daerah di Indonesia. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada hari Sabtu (1/6) dan Minggu (2/6) ini. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga kewaspadaan ketika mudik melintasi atau menuju daerah-daerah rawan bencana.

Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Harry Tirto Djatmiko menjelaskan bahwa yang perlu diwaspadai pada musim arus mudik ini adalah beberapa wilayah di Sumatera yang diperkirakan akan diguyur hujan sehingga rawan terjadi tanah longsor. Kondisi serupa juga akan dialami sebagian daerah di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara.

Untuk wilayah Jawa, lanjutnya, di Pulau Jawa kondisinya tidak terlalu mengkhawatirkan karena sudah memasuki musim kemarau. Meski begitu, para pemudik tetap harus waspada karena di beberapa daerah di Jawa Barat dan Banten masih akan dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga deras.

Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bernardus Wisnu Widjaja dalam jumpa pers di kantor BNPB, Jumat 31/5 (Foto: VOA/Fathiyah).
Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bernardus Wisnu Widjaja dalam jumpa pers di kantor BNPB, Jumat 31/5 (Foto: VOA/Fathiyah).

Menurut Harry, kemarau lebih banyak terjadi wilayah Indonesia bagian selatan, terutama Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara. Sedangkan wilayah lainnya di Indonesia masih transisi.

"Periode satu minggu ke depan, yang perlu menjadi kewaspadaan dari sisi klimatologi terutama di Sumatera bagian utara, pesisir barat Sumatera, di Sulawesi Tengah, Kalimantan, nanti di sekitar awal Juni ada beberapa wilayah Jawa, terutama Jawa Barat bagian barat," kata Harry.

Harry menghimbau kepada masyarakat yang mudik untuk tetap waspada, terutama yang mudik ke Sumatera, baik melalui lintas tengah maupun lintas barat.

BMKG Juga Minta Warga Waspadai Jalur Pelayaran

Ditambahkannya, tinggi gelombang dalam jalur pelayaran dari Jawa ke Sumatera, Jawa-Bali, Bali-Nusa Tenggara masih kondusif. Namun dia memperingatkan pemudik untuk waspada di jalur pelayaran di bagian timur Indonesia, seperti di Maluku, karena ketinggian gelombang sepekan akan mencapai di atas 2,5 meter.

Sedangkan tinggi gelombang di pantai utara Jawa antara 0,5 hingga 1,5 meter. Kalau ada hujan deras, tinggi gelombang di pantai barat Sumatera bisa mencapai 1,5 sampai 2,5 meter.

Daryono dari Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG mengungkapkan 799 gempa bumi dengan berbagai variasi magnitudo dan kedalaman selama April lalu. Jumlah ini di atas normal karena rata-rata per bulan terjadi 500 kali gempa.

"Gempa dengan kekuatan kurang dari 5 (Skala Richter) sebanyak 784, sedangkan genpa signifikan, yang di atas 5 kekuatannya, terjadi 15 kali gempa. Gempa signifikan ini pada bulan Mei justeru di bawah rata-rata karena biasanya dalam satu bulan terjadi gempa signifikan sekitar 25-30 kali gempa," ujar Daryono.

Jutaan warga kembali ke kampung halaman untuk merayakan hari lebaran Idul Fitri bersama keluarga (foto: dok).
Jutaan warga kembali ke kampung halaman untuk merayakan hari lebaran Idul Fitri bersama keluarga (foto: dok).

Terkait pemantauan aktivitas gempa bumi dan tsunami di Selat Sunda, BMKG sudah memasang 19 instrumen monitoring tsunami, termasuk alat konfirmasi tsunami, oceanic high frequecy radar, alat pemantau ketinggian permukaan air laut dan lainnya. Pemudik yang ingin pelesiran di pantai-pantai sekitar Selat Sunda menurutnya tak perlu khawatir karena BMKG memantau perkembangan di sana selama 24 jam.

Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bernardus Wisnu Widjaja mengatakan tidak ada gunung berapi yang saat ini berstatus awal atau level 4. Meskipun demikiana da empat gunung berapi yang berstatus siaga, yakni Gunung Sinabung, Gunung Karangetang, Gunung Soputan, dan Gunung Agung.

Wisnu mengimbau semua pemudik atau wisatawan untuk tetap waspada serta mencari tahu kondisi cuaca di wilayah dilintasi atau daerah yang dikunjungi.

"Kalau Anda merasakan di daerah tsunami itu gempa yang lama, segera ambil tindakan. Di atas 20 detik itu lama. Jadi dengan 20 detik, Anda bisa bertindak dini, bukan peringatan dini. Langsung bertindak," ujar Wisnu.

BNPB: 98% Bencana Tahun 2019 adalah Bencana Akibat Angin dan Hujan

Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB Lili Kurniawan menjelaskan mulai 1 Januari sampai 31 Mei terjadi 1.901 kejadian bencana di Indonesia, di mana 349 orang meninggal, 24 orang hilang, sementara 1.485 orang lainnya cedera. Sebanyak 98 persen dari total bencana tersebut termasuk kategori bencana hidrometeorologi (bencana akibat angin kencang dan hujan.red). Sedangkan sisanya bencana geologi (bencana akibat pergerakan lempengan bumi.red).

Lili menambahkan terdapat tiga bencana sepanjang periode Januari-Mei 2019 yang paling memakan banyak korban, yakni banjir dan longsor di Sulawesi Selatan pada 22 Januari 2019. Dampaknya, 82 orang meninggal, tiga orang hilang, dan 47 orang luka-luka.

Banjir dan tanah longsor di Sentani pada 16 Maret 2019 juga menelan korban yang tidak sedikit, yaitu 112 orang meninggal, tujuh orang hilang, 965 orang luka-luka.

Banjir dan tanah longsor di Sentani, Papua Maret 2019 lalu menewaskan lebih dari 115 orang (foto: dok).
Banjir dan tanah longsor di Sentani, Papua Maret 2019 lalu menewaskan lebih dari 115 orang (foto: dok).

Sementara itu, banjir dan tanah longsor di Bengkulu yang melanda sembilan kabupaten dan kota pada 27 April 2019 membuat 24 orang meninggal, empat orang hilang, dan empat orang luka-luka.

Dibandingkan periode serupa tahun lalu, terdapat 1.640 bencana yang mengakibatkan jumlah orang yang meninggal dan hilang akibat bencana mencapai 189 orang. (fw/em)

Recommended

XS
SM
MD
LG