Di saat latihan militer yang dilakukan oleh pasukan China di sekitar wilayah Taiwan semakin menjadi kebiasaan baru, perusahaan-perusahaan asing meninjau ulang risiko dan biaya berbisnis di Taiwan. Mereka kini menjaga rantai pasokan yang melewati atau dekat dengan pulau yang memiliki pemerintahannya sendiri itu, yang China anggap sebagai wilayahnya.
Neil Thomas, analis senior China di Eurasia Group, yang merupakan konsultan risiko politik, mengatakan kepada VOA bahwa latihan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China yang diperluas di sekitar Taiwan meningkatkan risiko kecelakaan atau kesalahan perhitungan yang dapat berubah menjadi kebuntuan militer berkepanjangan atau bentuk lain dari krisis keamanan internasional.
Dalam tanggapan melalui email, Thomas mengatakan, latihan militer China pasca lawatan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan meningkatkan biaya operasional untuk bisnis asing “karena mereka melibatkan zona eksklusi yang memaksa pesawat dan kapal di daerah itu untuk mengambil rute yang lebih panjang untuk menghindari daerah tersebut. Hal itu menambah waktu bagi rantai pasokan dan menambah biaya untuk perdagangan.”
Harian Wall Street Journal melaporkan, perusahaan asuransi menghindar memberi cakupan baru untuk menutupi risiko politik terkait Taiwan. Harian itu mengutip broker asuransi yang mengatakan bahwa mereka tidak memberi cakupan kepada klien baru "setidaknya sampai keadaan agak tenang."
Rupert Hammond-Chambers, presiden Dewan Bisnis Amerika-Taiwan, mengatakan kepada VOA, jika keadaan tidak segera tenang, sebagian besar perusahaan global akan mempertimbangkan kembali untung ruginya berinvestasi di Taiwan.
Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengatakan bahwa setiap hari dalam minggu ini, pihaknya telah mendeteksi lebih dari 15 pesawat tempur dan setidaknya lima kapal PLA di Selat Taiwan. [ka/rs]
Forum