Tautan-tautan Akses

Biden Umumkan Bantuan Militer Baru untuk Ukraina


Presiden AS Joe Biden, kiri, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy setelah menandatangani perjanjian keamanan bilateral di sela-sela KTT G7 di Savelletri, Italia, 13 Juni 2024. (Foto: AP)
Presiden AS Joe Biden, kiri, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy setelah menandatangani perjanjian keamanan bilateral di sela-sela KTT G7 di Savelletri, Italia, 13 Juni 2024. (Foto: AP)

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbincang dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Jumat (23/8) dan mengumumkan paket bantuan militer baru yang akan diberikan menjelang Hari Kemerdekaan Ukraina pada Sabtu (24/8), menurut pernyataan dari kedua kantor mereka.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, yang juga melakukan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov pada Jumat, menyampaikan melalui media sosial bahwa paket bantuan tersebut bernilai $125 juta atau sekitar Rp1,5 triliun.

Dalam percakapan telepon dengan Zelenskyy, Biden kembali menegaskan dukungan Washington yang disebut Gedung Putih sebagai "tidak tergoyahkan" untuk Ukraina dalam perang melawan Rusia.

Menurut pernyataan Gedung Putih, paket bantuan tersebut mencakup rudal pertahanan udara, peralatan anti-drone, rudal anti-tank dan amunisi.

Percakapan via telepon tersebut dilakukan menjelang hari kemerdekaan Ukraina.

"Ukraina sangat membutuhkan pasokan senjata dari paket yang diumumkan, khususnya sistem pertahanan udara tambahan untuk perlindungan kota, komunitas, dan infrastruktur penting yang andal," kata Zelenskyy dalam sebuah pernyataan.

Setelah merebut Krimea dari Ukraina pada 2014, Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022. Sejak saat itu, Amerika Serikat memasok bantuan militer dan dukungan kepada Ukraina, serta menerapkan sanksi terhadap Moskow sebagai respons terhadap invasi tersebut.

Washington telah menggelontorkan Ukraina bantuan militer senilai lebih dari $50 miliar atau Rp770 triliun sejak 2022.

Perang semakin intens pada 6 Agustus ketika Ukraina mengirim ribuan tentara melintasi perbatasan ke wilayah Kursk di Rusia bagian barat. Sejak itu, Kyiv mengumumkan berbagai keberhasilan di medan perang. Namun, pasukan Rusia terus maju secara konsisten di Ukraina timur.

Secara terpisah pada Jumat, Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap lebih dari 400 entitas dan individu yang terlibat dalam mendukung upaya perang Rusia di Ukraina. Sanksi tersebut termasuk kepada perusahaan-perusahaan China yang diduga membantu Moskow menghindari sanksi Barat dan memperkuat militernya. [ah/ft]

Forum

XS
SM
MD
LG