Invasi Rusia ke Ukraina, beberapa hari menjelang peringatan satu tahunnya, adalah topik dari dua pidato terkemuka pada Selasa (21/2) saat Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di depan parlemen negaranya dan Presiden AS Joe Biden berjanji akan mempertahankan dukungan AS untuk Ukraina.
Biden akan berbicara dari Warsawa, ibu kota negara tetangga Ukraina, Polandia, sehari setelah melakukan kunjungan mendadak ke Kyiv.
Gedung Putih mengatakan Biden akan menekankan pentingnya upaya untuk menggalang dukungan dunia untuk mendukung rakyat Ukraina dan komitmen AS untuk berdiri di belakang Ukraina “selama diperlukan.”
“Satu tahun kemudian, Kyiv (tetap) berdiri. Dan Ukraina bertahan. Demokrasi tetap tegak,” kata Biden Senin (20/2) ketika dia berbicara bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. “Orang Amerika mendukung Anda dan dunia mendukung Anda.”
Biden mengumumkan bantuan baru senilai $500 juta (sekitar Rp7,5 triliun) dan mengatakan akan ada sanksi baru AS terhadap Rusia minggu ini.
Perjalanan Biden ke Ukraina dirahasiakan, termasuk penerbangan Biden dari Washington, persinggahan di pangkalan militer AS di Jerman, penerbangan lain ke Polandia, dan kemudian perjalanan kereta api selama 10 jam ke Kyiv.
Secara keseluruhan, Biden berada di Kyiv selama sekitar lima jam, menghabiskan sebagian waktunya untuk bertemu dengan para pejabat AS di Kedutaan Besar Amerika.
Biden juga akan bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan para pemimpin negara anggota kelompok Sembilan Bucharest sebelum berangkat ke Washington pada Rabu. Negara-negara itu berada di bagian paling timur NATO.
Bantuan China
Menteri Luar Negeri China Qin Gan dalam pidatonya Selasa (21/2) mengungkapkan keprihatinan mendalam tentang kemungkinan konflik Ukraina yang lepas kendali.
“Kami mendesak negara-negara tertentu untuk segera berhenti mengobarkan api,” kata Qin
Komentar itu muncul sehari setelah Amerika Serikat dan Uni Eropa pada Senin memperingatkan tentang konsekuensi jika China memberikan bantuan senjata untuk pasukan Rusia yang bertempur di Ukraina.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada para wartawan bahwa akan ada “konsekuensi nyata” dalam hubungan AS-China dan bahwa ia telah menyampaikan keprihatinan AS secara langsung kepada pejabat tinggi kebijakan luar negeri China Wang Yi.
“Saya pikir China memahami apa yang berisiko jika terus memberikan dukungan itu kepada Rusia,” kata Blinken.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan kepada para wartawan di Brussel bahwa dia juga telah membahas situasi tersebut dengan Wang Yi dan memintanya untuk tidak memberikan senjata kepada Rusia.
Borrell mengatakan bantuan China semacam itu “akan menjadi garis merah dalam hubungan kita.” [lt/ab]
Forum