Presiden AS Joe Biden pada hari Kamis (12/1) mengaku bahwa sebuah dokumen bercap rahasia dari masanya sebagai wakil presiden dulu ditemukan di “perpustakaan pribadi” di rumahnya di Wilmington, Delaware, bersama sejumlah dokumen lain yang ditemukan di garasinya.
“Mereka menemukan sejumlah kecil dokumen bercap rahasia di area penyimpanan barang dan lemari arsip di rumah saya dan di perpustakaan pribadi saya. Ini ditemukan dalam kasus [institut] Biden Penn. Begitu selesai, Departemen Kehakiman langsung diberitahu dan para pengacara mengatur agar Departemen Kehakiman mengambil dokumen tersebut,” ujar Biden.
Biden mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa ia “bekerja sama sepenuhnya” dengan penyelidikan Departemen Kehakiman AS tentang bagaimana informasi rahasia dan dokumen pemerintahan bisa berada di kediaman dan kantor bekas institutnya di Washington.
Biden tidak mengungkap kapan rangkaian dokumen yang terbaru ditemukan. Ia hanya mengatakan bahwa peninjauan oleh pengacaranya tentang kemungkinan lokasi penyimpanan telah selesai dilakukan Rabu (11/1) malam.
Para pengacara menemukan rangkaian dokumen pertama pada 2 November lalu, beberapa hari sebelum pemilu paruh waktu, namun baru mengungkap temuan itu secara publik pada hari Senin (9/1).
Penemuan dokumen rahasia yang mungkin akan mempermalukan Biden itu terjadi di kala pihak berwenang tengah menyelidiki skandal yang lebih besar, yang melibatkan pendahulunya, Donald Trump.
Mantan Presiden Trump menyimpan banyak dokumen negara di kediamannya di Florida setelah meninggalkan Gedung Putih pada 2021. FBI lantas menyita sekitar 11.000 dokumen setelah menggeledah kediaman Trump Agustus lalu.
Trump terancam dakwaan menghalang-halangi proses penegakan hukum.
Penemuan dokumen serupa di kediaman Biden sendiri menjadi rumit secara politis bagi sang presiden yang sering menggembar-gemborkan standar etikanya yang tinggi, dan juga dapat mempersulit penyelidikan terhadap Trump.
“Orang-orang tahu saya menangani dokumen rahasia dan materi rahasia dengan serius,” kata Biden kepada wartawan hari Kamis.
Ketua DPR AS Kevin McCarthy dari Partai Republik menuntut agar “Kongres harus menyelidiki ini,” merujuk pada penyelidikan Departemen Kehakiman terhadap Trump.
“Kapan FBI akan menggerebek rumah-rumah Joe Biden yang banyak, bahkan mungkin Gedung Putih,” tulis Trump di situs media sosialnya Truth Social.
Tim Biden mengatakan apabila terjadi kesalahan dalam penanganan dokumen resminya, pemerintah telah langsung mengambil tindakan untuk memperbaiki kesalahan itu.
Setelah rangkaian dokumen pertama ditemukan di bekas kantor Biden di lembaga think tank Penn Biden Center November lalu, para pengacara langsung menyerahkannya ke Arsip Nasional, yang menangani dokumen negara, kata kantor penasihat Gedung Putih.
Pengacara Biden kemudian menyusuri lokasi-lokasi lain yang mungkin menyimpan dokumen yang menyasar.
Dalam upaya meredam tuduhan campur tangan politis, Jaksa Agung Merrick Garland menunjuk seorang jaksa federal asal Chicago – yang diangkat pada masa pemerintahan Trump – untuk meninjau dokumen-dokumen yang ditemukan di bekas kantor dan kediaman Biden.
Tanggapan itu berbeda jauh dari Trump, yang tidak bekerja sama dengan pihak berwenang, yang berulang kali berupaya melacak keberadaan dokumen-dokumen yang hilang, sehingga berujung pada penggeledahan FBI ke kediamannya. [rd/lt]
Forum