Indonesia menyampaikan komitmen untuk terus memajukan demokrasi dan hak asasi manusia, baik di kawasan Asia maupun dunia. Hal ini ditegaskan Presiden Indonesia Joko Widodo ketika menjadi pemimpin negara pertama yang berbicara secara virtual dalam sessi dialog di US Democracy Summit atau KTT Demokrasi yang dibuka di Washington DC hari Kamis (9/12).
"Our commitment toward democracy goes beyond our borders," tegas Presiden, sebagaimana diulangi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika memberikan keterangan pers seusai acara itu. “Komitmen demokrasi Indonesia melebihi batas negara kita,” ujar Menlu.
Presiden, ujar Menlu, mencontohkan penyelenggaran Bali Democracy Forum (BDF) yang juga dibuka pada hari Kamis, suatu forum “berbagi perspektif mengenai demokrasi secara inklusif tanpa harus saling menyalahkan” yang sudah berumur 14 tahun. BDF, tambahnya, telah menjadi forum bertukar praktik terbaik tentang bagaimana mengelola demokrasi dan tantangan yang dihadapi.
Presiden Joko Widodo menggarisbawahi keyakinan Indonesia bahwa “demokrasi adalah nilai yang universal, tetapi aspirasi dan nilai kekhususan masyarakat harus dipelihara.” Mengutip presiden, Retno Marsudi mengatakan hal ini disebut “home grown democracy.”
Selain memotori pembentukan ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights, Indonesia juga menggagas dihidupkannya kembali Human Rights Dialogue, sejenis Universal Periodic Review di ASEAN, setelah sembilan tahun terhenti. “Indonesia bahkan menjadi negara pertama yang siap melakukan review dalam dialog itu," ujar Retno Marsudi.
Dalam paparannya, Jokowi juga menjelaskan peran Indonesia mendorong pelaksanaan HAM dan demokrasi lewat Organisasi Kerjasam Islam OKI, dan kontribusi dalam ASEAN untuk menyelesaikan krisis di Myanmar. “Presiden menegaskan demokrasi di Myanmar akan dapat dipulihkan lewat dialog inklusif,” tegas Menlu.
Dialog interaktif dalam US Democracy Summit yang diikuti Presiden Joko Widodo bersama 11 kepala negara/pemerintahan lain hari ini adalah bagian pertama dari dua bagian acara yang akan dihadirinya. Kepala negara/pemerintahan yang ikut berdialog dengan Presiden Joe Biden, selaku tuan rumah dan penyelenggara forum terkemuka ini, adalah Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Presiden Kostarika Carlos Andrés Alvarado Quesada, Presiden Uruguay Luis Lacalle Pou, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, Perdana Menteri India Narenda Modi, Perdana Menteri Cabo Verde José Ulisses de Pina Correia e Silva, Perdana Menteri Barbados Mia Mottley, Perdana Menteri Irak Mustafa Al Kadhimi, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, Perdana Menteri Nepal Sher Bahadur Deuba dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
"US Democracy Summit" merupakan forum yang diselenggarakan untuk merevitalisasi nilai-nilai demokrasi, perlindungan HAM dan tata kelola pemerintahan yang baik, termasuk di masa pandemi, di mana negara-negara di dunia menghadapi tantangan yang khusus. [em/jm]