Ketika pasukan Turki memulai operasi militer di bagian utara Suriah, para pemimpin Kurdi – yang dikenal sebagai “Pasukan Demokratik Suriah atau SDF” – bergegas mencari dukungan yang dimungkinkan dari pemerintah Suriah di Damaskus, untuk membantu menangkis invasi besar-besaran Turki. Pemimpin-pemimpin Turki juga meminta Rusia bertindak sebagai perantara dalam kemungkinan pembicaraan damai dengan Suriah.
Stasiun televisi pemerintah Suriah menunjukkan pesawat-pesawat Turki memasuki wilayah udara Suriah ketika Turki memulai operasi militer di bagian utara negara itu melawan pasukan milisi Kurdi/SDF. Warga Suriah dari seluruh pelosok negara yang diwawancarai televisi pemerintah itu mengutuk operasi tersebut.
Rami Abdel Rahman di Kelompok Pemantau HAM Suriah mengatakan kepada media Arab bahwa operasi Turki itu menimbulkan kekacauan di bagian utara negara itu.
Rami mengatakan pesawat-pesawat tempur Turki telah melancarkan sedikitnya empat serangan udara ke kota Ras Al Ain dan banyak warga sipil yang telah melarikan diri ke kawasan yang lebih aman. Pasukan Turki, tambahnya, juga telah menyerang kota Tal Al Abyad dengan artileri jarak jauh.
Video-video amatir di media sosial menunjukkan orang-orang Kurdi di sejumlah kota di bagian utara Suriah memprotes serangan Turki itu, sementara beberapa video lain menunjukkan warga Kurdi bergegas bergabung dengan unit-unit militer untuk menangkis apa yang mereka khawatirkan sebagai invasi Turki mendatang.
Dalam sebuah pertemuan SDF, seorang panglima militer Kurdi menyerukan kepada semua pihak di wilayah itu untuk angkat senjata. Ia menuduh Turki mendukung teroris ISIS.
Panglima itu mengatakan ada foto-foto dan bukti bahwa Turki telah puluhan kali membantu kelompok teroris ISIS dengan senjata, perlindungan keamanan, dan dukungan taktis lain di beragam lokasi di bagian utara Suriah untuk menimbulkan konflik yang lebih besar di dalam negara itu.
Lewat sebuah cuitan di Twitter hari Selasa (8/10), panglima itu menyinggung kemungkinan aliansi SDF dengan pasukan pemerintah Suriah. Stasiun televisi Al Arabiya milik Arab Saudi hari Rabu (9/10) melaporkan bahwa para pemimpin Kurdi di bagian utara Suriah telah meminta Rusia bertindak sebagai perantara dalam kemungkinan pemulihan hubungan antara SDF dan pasukan pemerintah Suriah, pasca keputusan Presiden Donald Trump untuk menarik pasukan Amerika dari wilayah itu.
Anggota parlemen Suriah, Akham Mohammed Kheir, mengatakan kepada media-media Arab bahwa Suriah “dapat membantu warga
Kurdi, tetapi dengan syarat mereka harus menyatakan kesetiaan pada pemerintah, dibanding pasukan asing lain.” Pernyataan itu tampaknya merujuk pada Amerika. (em/aa)