Seorang sarjana Amerika keturunan China, pada hari Selasa (6/8) divonis bersalah atas tuduhan AS menggunakan reputasinya sebagai aktivis pro-demokrasi, untuk mengumpulkan informasi tentang para pembangkang dan mengirimkannya kepada pemerintah di tanah airnya.
Juri federal di New York menyampaikan putusan itu, dalam kasus Shujun Wang yang membantu mendirikan kelompok pro-demokrasi di kota itu, mengatakan, atas perintah badan intelijen utama China, Kementerian Keamanan Negara, Wang menjalani kehidupan ganda selama lebih dari 10 tahun.
“Terdakwa berpura-pura menentang pemerintah China, agar ia bisa dekat dengan orang-orang yang sebenarnya menentang pemerintah China,” kata Asisten Jaksa AS, Ellen Sise dalam pernyataan pembukaannya bulan lalu.
"Kemudian terdakwa mengkhianati orang-orang yang mempercayainya itu, dengan melaporkan informasi mengenai mereka ke China."
Wang divonis bersalah atas beberapa dakwaan, termasuk bersekongkol untuk bertindak sebagai agen asing, tanpa memberitahu jaksa agung. Ia mengaku tidak bersalah.
Wang datang ke New York pada tahun 1994 untuk mengajar. Setelah mengajar di sebuah universitas China, ia kemudian menjadi warga negara AS. Ia membantu mendirikan Yayasan Hu Yaobang dan Zhao Ziyang Memorial Foundation yang berpusat di Queens, New York.
Nama Yayasan itu diambil dari nama dua pemimpin Partai Komunis China pada tahun 1980-an. Menurut jaksa, Wang menulis email – dengan gaya “buku harian” yang menceritakan percakapan, pertemuan, dan rencana berbagai kritikus terhadap pemerintah China.
Salah satu pesannya membahas tentang peristiwa memperingati protes tahun 1989 dan tindakan kekerasan berdarah di Lapangan Tiananmen di Beijing, kata jaksa. Email lainnya berisi uraian tentang orang-orang yang merencanakan demonstrasi dalam berbagai kunjungan Presiden China Xi Jinping ke AS. [ps/jm]
Forum