Banjir dahsyat selama berminggu-minggu di Pakistan, yang dipicu oleh musim hujan yang tidak terduga akibat perubahan iklim, telah menimbulkan kekhawatiran akan kekurangan pangan akut, serta dampak lebih jauh adalah penyebaran wabah penyakit mematikan yang ditularkan melalui air di negara berpenduduk sekitar 220 juta orang itu.
Para pejabat Pakistan memperkirakan sepertiga dari negara Asia Selatan itu, wilayah seluas Inggris Raya, telah terendam oleh banjir, menghancurkan hampir separuh dari lahan pertaniannya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jumat (2/9) mengatakan hujan deras "yang telah mencapai rekor selama satu abad," mencurahkan lebih dari lima kali rata-rata curah hujan selama 30 tahun di beberapa provinsi.
Hal ini telah menyebabkan meluasnya banjir dan tanah longsor yang berdampak parah bagi kehidupan manusia, seperti properti dan infrastruktur, demikian menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.
"Perkiraan awal di lapangan menunjukkan bahwa setidaknya 3,6 juta hektar tanaman/ladang di seluruh negeri telah terimbas. Sektor peternakan juga mengalami kerugian besar, dengan lebih dari 733 ribu ternak dilaporkan mati," kata kantor PBB tersebut.
Sejak pertengahan Juni, ketika musim hujan dimulai, lebih dari 1.200 orang tewas, termasuk 416 anak-anak, dan sedikitnya 6.000 lainnya mengalami luka-luka.
Menurut pejabat Pakistan, lebih dari 1,1 juta rumah telah hanyut atau rusak, dan sekitar 33 juta penduduk di 80 distrik yang paling parah terdampak banjir akan membutuhkan bantuan. [my/pp]
Forum