Setelah mengalami trauma meninggalkan negara asalnya, ribuan warga Afghanistan merasa lega berada di Amerika. Namun banyak yang mendapati mereka hanya diberi status sementara, jadi mereka dilarang untuk bekerja atau bersekolah.
Bibi Sara Kamal yang terbang dengan pesawat militer C-17 dari Kabul, kini ia harus hidup mandiri di AS. “Saya ingin melanjutkan pendidikan saya. Saya ingin bekerja. Saya ingin memiliki kehidupan sendiri. Misalnya, saya ingin punya mobil sendiri.”
Tapi status pengungsi menghentikan impiannya. Padahal di Afghanistan, Kamal adalah mahasiswa semester akhir pra-kedokteran untuk menjadi dokter gigi.
Perjalanannya ke Amerika memberinya status sementara dua tahun. Ia dikenal sebagai parolee, bukan pengungsi. Parolee adalah pengungsi bersyarat, orang yang mendapat izin tinggal di negara penjamin, dalam hal ini AS. Itu berarti ia tidak menerima tunjangan dan tidak diperbolehkan bekerja atau bersekolah selama dua tahun.
Ribuan pengungsi seperti Kamal meninggalkan Afghanistan melalui bandara internasional Hamid Karzai di Kabul tanpa surat-surat. Ia terhubung dengan anggota keluarga yang warga negara AS atau dengan Visa Imigran Khusus. Mereka diproses di AS dan diterima sebagai parolee atau pengungsi karena alasan kemanusiaan, tanpa memperoleh perawatan kesehatan, uang, makanan, dan tanpa jalur menuju kewarganegaraan.
Adam Bates bekerja di Proyek Bantuan Pengungsi Internasional. Ia menjadi sukarelawan di Fort Lee, Virginia, untuk memroses ratusan pengungsi tanpa dokumen. “Saya pikir masuk akal beranggapan bahwa jika pemerintah AS baru saja membawa mereka sejauh 6.000 mil hingga sampai ke Amerika, maka mereka akan diijinkan bekerja, tetapi bukan demikian kasusnya.”
Itulah yang mencemaskan Andrew Arthur dari Pusat Studi Imigrasi, yang menjelaskan kepada VOA melalui Skype. "Siapa pun di negara ini yang tidak mempunyai sarana pendukung mungkin akan beralih ke kegiatan ekonomi bawah tanah atau sebaliknya beralih ke kejahatan untuk mempertahankan keberadaan mereka di sini."
Solusinya mendapat bantuan dari federal. Pemerintahan Biden meminta Kongres lebih dari $6 miliar untuk pemrosesan, pemeriksaan, dan pemukiman kembali warga Afghanistan.
Sebuah survei NPR menunjukkan, mayoritas orang Amerika mendukung penerimaan warga Afghanistan di AS. Tetapi dari mereka yang menentang pemukiman kembali, 2 dari 3 orang mengatakan, “AS tidak mampu membantu lebih banyak pengungsi.”
Anggota Senat dari Partai Republik seperti Senator Ron Johnson mengatakan, pemeriksaan latar belakang harus diutamakan. “Mereka mungkin berada dalam daftar pengawasan teror atau sesuatu yang akan menjadi masalah nyata bagi kami, karena kita telah memberi mereka hak-hak hukum di sini, di negara ini.”
Kembali di Virginia, kini Bibi Sara Kamal belajar tentang budaya Amerika dan kemajuan elektroniknya. [ps/lt]