Tautan-tautan Akses

Bantuan AS bagi Penanganan Virus Corona di Negara Lain Minim


Presiden Donald Trump menyatakan terbuka membantu Korea Utara, Iran dan negara lain yang perlu dukungan mengatasi pandemi corona, namun hingga kini bantuan yang dikucurkan minim.
Presiden Donald Trump menyatakan terbuka membantu Korea Utara, Iran dan negara lain yang perlu dukungan mengatasi pandemi corona, namun hingga kini bantuan yang dikucurkan minim.

Seiring meningkatnya kasus COVID-19 di seluruh dunia, Presiden Donald Trump menyatakan ia terbuka untuk membantu Korea Utara, Iran dan negara lain yang perlu dukungan. Namun selain 1 milyar dolar yang dialokasikan awal Maret, belum ada dana tambahan untuk memberantas virus corona di luar negeri.

Ratusan ribu kasus COVID-19 telah ditemukan di 167 negara. Presiden Donald Trump menyarakan ia terbuka dalam memberi bantuan luar negeri, namun tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.

“Pejabat Kesehatan sering membahasnya dengan negara lain. Mereka minta pendapatnya, kami harus bagaimana? Ini belum pernah terjadi sebelumnya, mereka menelpon pejabat kami terus! Saya sudah katakana kami akan membantu, termasuk ke Korea Utara, Iran dan Negara lain. Ini penting sekali," kata Trump.

Dana COVID-19 senilai 8 milyar dolar yang diloloskan Kongres awal Maret mengalokasikan lebih dari 1 milyar dolar untuk kegiatan internasional, termasuk bantuan melalui USAID, lembaga pembangunan internasional AS.

Ini termasuk $300 juta untuk USAID melakukan program di negara-negara yang rawan, khususnya negara berpenghasilan rendah dan di Afrika, di mana kesiapan mendeteksi, merekam jejak, mengisolasi, perlu ditingkatkan.

Namun tak ada bantuan asing yang dianggarkan dalam paket stimulus AS senilai lebih dari 1 trilyun dolar.

"Tidak ada di paket stimulus tapi kami sudah banyak memberi, milyaran dolar, misalnya untuk AIDS di Afrika, masih terus kami perjuangkan," tambah Trump.

Sementara itu dalam rangka meredam kritik bahwa Beijing awalnya membiarkan penyebaran pandemi ini, pemerintah dan perusahaan China menjual dan menyumbangkan alat testing, perangkat kesehatan dan obat ke beberapa Negara Eropa dan semua Negara di Afrika.

China jelas melihat kesempatan dalam pandemi ini untuk memperbaiki reputasi mereka. Mereka punya kesempatan ini antara lain karena AS dan Eropa kurang aktif. Ini bukan hanya soal China yang aktif, namun juga karena AS kurang memimpin, dan ini mengkhawatirkan.

Hari Senin, Badan Kesehatan Dunia menyatakan pandemi ini berkembang makin pesat. WHO meminta pemimpin G20 meningkatkan produksi alat pelindung bagi petugas kesehatan. [em]

XS
SM
MD
LG