Penasihat keamanan nasional Amerika John Bolton akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Selasa (23/10), untuk menjelaskan mengapa Presiden Donald Trump ingin Amerika keluar dari perjanjian larangan misil nuklir jarak menengah yang ditandatangani pada 1987.
Trump menuduh bahwa Rusia telah melanggar perjanjian yang ditandatangani oleh Presiden Ronald Reagan dan pemimpin Rusia Mikhail Gorbachev.
Perjanjian itu melarang kedua negara untuk membuat, menguji coba, dan menimbun rudal nuklir jarak menengah yang punya jangkauan antara 500 sampai 5.000 km.
Kata Trump, Amerika harus mulai mengembangkan sistem senjata baru kalau Rusia dan China, yang tidak ikut dalam perjanjian pada 1987 itu, mulai membuat senjata nuklir jenis baru.
Pemerintah Amerika, kata Bolton, belum membuat keputusan apapun untuk memasang peluru-peluru kendali di Eropa yang diarahkan ke Rusia, apabila perjanjian rudal nuklir jarak menengah itu dibatalkan.
Pemerintah Rusia, lewat juru bicara Presiden Vladimir Putin mengatakan, keputusan Presiden Trump itu “hanya akan membuat dunia lebih terancam bahaya,” dan membantah tuduhan Amerika bahwa Russia telah melanggar perjanjian itu.
Kedua pejabat itu juga membahas kemungkinan untuk memperpanjang perjanjian senjata nuklir lainnya, yang disebut Strategic Arms Reduction Treaty pada 2011 yang akan berakhir pada 2021. [ii]