Tautan-tautan Akses

Badan PBB: Krisis Mungkin Makin Besar Sewaktu Pekerja Migran Pulang


Para pekerja migran Myanmar yang baru pulang dari China berkumpul di gerbang perbatasan di Muse, negara bagian Shan, 12 Mei 2020.
Para pekerja migran Myanmar yang baru pulang dari China berkumpul di gerbang perbatasan di Muse, negara bagian Shan, 12 Mei 2020.

Organisasi Buruh Sedunia (International Labor Organization/ILO) mendesak pemerintah di seluruh dunia untuk memberi perlindungan sosial dan bantuan ekonomi bagi para pekerja migran. Puluhan juta migran kembali ke negara mereka sebagai pengangguran dan hidup dalam kemiskinan akibat pandemi Covid-19.

ILO dalam laporannya yang dirilis Rabu (24/6) mengatakan ketika larangan penutupan atau lockdown dicabut, para pekerja migran itu dipulangkan ke negara-negara berkembang atau tetap tinggal di negara-negara tuan rumah dengan sarana terbatas, sementara keluarga mereka menderita secara finansial karena tidak ada lagi yang mengirim uang.

Menurut ILO, terdapat sekitar 164 juta pekerja migran di seluruh dunia, hampir setengahnya adalah perempuan, yang merupakan 4,7% dari angkatan kerja dunia. Banyak dari mereka dipekerjakan di sektor-sektor yang dianggap penting seperti perawatan kesehatan, transportasi dan pertanian.

"Ini akan berpotensi menjadi krisis yang berkepanjangan," kata Manuela Tomei, Direktur Kondisi Kerja dan Kesetaraan ILO.

Michelle Leighton, Kepala Cabang Migrasi tenaga kerja di ILO, mengatakan hampir satu juta pekerja migran telah kembali ke Asia Selatan saja. Ethiopia memperkirakan 200.000-500.000 warga migran akan kembali akhir tahun ini. [ps/pp]

XS
SM
MD
LG