Biro Investigasi Federal AS (FBI) dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) pada Senin (13/1) memperingatkan potensi ancaman keselamatan publik dari ekstremis yang mungkin mencoba meniru serangan Tahun Baru di New Orleans yang menewaskan 14 orang.
Peringatan tersebut muncul seminggu sebelum pelantikan Presiden terpilih Amerika Donald Trump pada tanggal 20 Januari.
“FBI dan DHS khawatir mengenai kemungkinan adanya peniruan atau serangan balasan karena seruan yang terus-menerus untuk menabrakkan kendaraan sebagai taktik penyerang ekstremis yang kejam,” kata badan-badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Pada awal Tahun Baru, 14 orang tewas dan belasan lainnya terluka ketika seorang pria menabrakkan truk pikap sewaan ke kerumunan orang yang bersuka ria di sepanjang Bourbon Street di New Orleans.
Pria yang melakukan serangan tersebut adalah seorang veteran Angkatan Darat AS yang telah bersumpah setia kepada ISIS dan tampaknya telah membuat rekaman yang mengecam musik, narkoba, dan alkohol.
Badan-badan tersebut mengatakan serangan-serangan tersebut, yang diilhami oleh organisasi-organisasi “teroris” asing, telah dilakukan di AS dan di luar negeri dengan menggunakan kendaraan sewaan, curian, dan milik pribadi.
Penyerang juga dapat mencoba menggunakan alat peledak rakitan untuk melengkapi serangan kendaraan, kata mereka.
Badan-badan tersebut mengatakan bahwa sasaran di masa lalu mencakup pejalan kaki, penegak hukum atau anggota militer, dan tempat-tempat umum yang ramai dan dapat diakses dari jalan raya.
“Kami meminta masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan serangan peniru atau pembalasan dan melaporkan aktivitas mencurigakan apa pun kepada penegak hukum,” kata mereka. [ab/ka]
Forum