Badai salju dahsyat tahun 2016 tidak saja menimbulkan penderitaan pada jutaan warga di kawasan Pantai Timur Amerika, tetapi juga pada Bank Sentral Amerika.
Badai ini akan menyulitkan belasan direktur bank kawasan di bawah naungan Bank Sentral datang ke Washington DC pekan depan untuk melangsungkan rapat tentang kebijakan keuangan selama dua hari.
Bagaimana mungkin salju setebal 60 sentimeter itu menimbulkan dampak pada rencana mereka?
Jangan tanya Bank Sentral! Juru bicara Bank Sentral menolak memberi jawaban tentang apapun yang terkait dengan badai salju dan persiapan rapat kebijakan itu.
Ini bukan hal yang mengejutkan karena pada hari cerah sekalipun, Bank Sentral sungkan memberi rincian tentang rapat yang mereka adakan.
Melihat catatan beberapa rapat Bank Sentral, tampaknya belum pernah terjadi badai salju sehebat kali ini.
Sama seperti badai salju tahun 2010 – yang dijuluki sebagai Snowmageddon – yang terjadi satu minggu setelah rapat kebijakan Bank Sentral, tidak ada bukti bahwa pejabat-pejabat Bank Sentral akan berhalangan hadir pada rapat pekan depan.
Satu-satunya yang hal yang terjadi adalah kesaksian Kepala Bank Sentral ketika itu Ben Bernanke tentang kebijakan moneter ditunda karena kota Washington masih melakukan pembersihan pasca badai salju. Bank Sentral memutuskan memasang kesaksian Ben Bernanke di situsnya meskipun rapat dengar pendapat resmi dengan Kongres telah ditunda.
Tidak banyak keraguan bahwa rapat penentuan tingkat suku bunga pekan depan akan berlangsung sesuai rencana. Meskipun bukan hal yang aneh jika pejabat-pejabat Bank Sentral melangsungkan rapat tidak terjadwal melalui sarana video-konferensi. [em]
