Tautan-tautan Akses

Ayah Malala Ingin Putrinya Fokus pada Pendidikannya


Malala Yousafzai bersama ayahnya, Ziauddin, di perpustakaan Birmingham, Inggris (10/10). (Reuters/Darren Staples)
Malala Yousafzai bersama ayahnya, Ziauddin, di perpustakaan Birmingham, Inggris (10/10). (Reuters/Darren Staples)

Ziauddin Yousafzai mengatakan ia ingin putrinya yang berusia 17 tahun itu memusatkan perhatian pada pendidikannya.

Ayah Malala Yousafzai, satu dari dua peraih Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini, mengatakan kepada VOA ia bangga remaja putrinya menjadi suara perdamaian dari kawasan yang dilanda terorisme dan ekstremisme.

Ziauddin Yousafzai mengatakan ia ingin putrinya yang berusia 17 tahun itu memusatkan perhatian pada pendidikannya. Ia mengatakan Malala sedang berada dalam kelas kimia di sekolahnya sewaktu pengumuman Hadiah Nobel Perdamaian itu.

Ia mengatakan putrinya senang mendapat hadiah itu, tetapi merasakan beban tanggung jawab yang menyertainya. Malala akan terus bekerja mendorong hak pendidikan bagi anak perempuan dan perdamaian, ujarnya.

Remaja kelahiran Pakistan itu adalah pemenang Hadiah Nobel Perdamaian termuda. Pada Jumat, ia mengatakan hadiah itu milik “semua anak yang tidak terwakili.”

Dalam pernyataan Gedung Putih Jumat (10/10), Presiden Amerika Barack Obama mengatakan Malala telah mengilhami berbagai kalangan di seluruh dunia.

“Ketika Taliban berusaha membungkamnya,” kata Obama, “Malala menanggapi kekejaman mereka dengan kekuatan dan tekad.”

Taliban menembak kepala Malala di bus sekolahnya pada 2012 karena upayanya memajukan pendidikan bagi anak perempuan di Pakistan.

Malala berbagi Hadiah Nobel Perdamaian itu dengan Kailash Satyarthi, aktivis hak anak di India. Laki-laki berusia 60 tahun itu telah menghabiskan lebih dari tiga dekade untuk membebaskan anak-anak dari kerja paksa. Ia adalah orang India pertama yang mendapat Hadiah Nobel Perdamaian.

XS
SM
MD
LG