Scott Morrison mengatakan kepada para pemimpin kepulauan Pasifik bahwa Australia akan memenuhi kewajiban internasionalnya untuk mengurangi emisi karbon, sejalan dengan perjanjian perubahan iklim Paris.
Banyak masyarakat yang tinggal di negara yang punya ketinggian yang rendah dari permukaan laut ini khawatir dengan naiknya permukaan laut, yang akan memaksa mereka mengungsi. Di Samoa, penduduk desa-desa pesisir sudah berencana untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi di pedalaman yang vulkanis dari negara itu.
Lawatan tiga hari Perdana Mentri Australia ke Vanuatu dan Fiji itu digambarkan sebagai sebagian besar berhasil oleh sejumlah pakar kebijakan luar negeri.
Namun, perubahan iklim tetap menjadi sumber perselisihan antara
Australia dan negara-negara tetangganya yang lebih kecil. Perdana Menteri Fiji Frank Bainimarama mengecam Australia karena tidak berbuat lebih banyak untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi ketergantungan ekonomi pada batubara. Australia memiliki tingkat polusi karbon tertinggi per kapita di dunia.
Australia juga ingin mengimbangi pengaruh strategis China yang berkembang di Pasifik Selatan, meskipun Morrison menegaskan bahwa semua negara harus bekerja sama.
"Kami ada di sini untuk kedaulatan dan kemakmuran Vanuatu karena mereka adalah tetangga dan keluarga Pasifik kami. Itulah alasan kami ada di sini,” kata Morrison.
“Tujuan dan motif kami sangat jelas bagi keluarga dan teman-teman kami di Pasifik, khususnya di Vanuatu. Pertanyaan ini selalu diajukan kepada saya. Maksud saya, kita tidak harus memilih. Kita sudah seharusnya bekerja sama,”kata Morrison menambahkan.
Australia juga telah memperbaiki hubungan dengan Fiji. Perdana Menteri Bainimarama adalah mantan komandan militer Fiji yang menggulingkan pemerintahan terpilih pada 2006. Demokrasi pulih di Fiji, negara kepulauan dengan penduduk sekitar 900.000 jiwa itu pada 2014.
Negara-negara Pasifik itu mempunyai utang sekitar $ 4 miliar. Kreditor mereka termasuk Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia, sementara utang kepada China sebesar $ 1 miliar.
Para pakar mengatakan, beberapa negara Pasifik Selatan lebih suka untuk meminjam dari China daripada menerima hibah dari Australia karena prosesnya lebih sederhana dan tidak begitu birokratis. [ps/jm]